kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya Beli Masyarakat Mulai Pulih, Penjualan Emiten FMCG Bisa Terkerek


Selasa, 17 Mei 2022 / 17:42 WIB
Daya Beli Masyarakat Mulai Pulih, Penjualan Emiten FMCG Bisa Terkerek
ILUSTRASI. Konsumen belanja di sebuah pusat perbelanjaan di Depok, Jawa Barat, Selasa (12/04).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten fast moving consumer goods (FMCG) mendapatkan angin segar selama bulan Ramadan. Daya beli masyarakat yang mulai pulih juga turun mendongkrak kinerja emiten FMCG.

Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono menilai, aktivitas yang masyarakat yang lebih normal dibanding periode sebelumnya bisa mengangkat penjualan KINO tahun ini.

Dia menjelaskan, umumnya sebelum pandemi Covid-19, di saat Lebaran penjualan KINO bisa meningkat sekitar 10%-20%. "Untuk periode Lebaran tahun ini lebih kurang sama," papar Budi kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Baca Juga: Pelarangan Ekspor CPO Gagal Bikin Harga Minyak Goreng Turun, Begini Kata Gimni

Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia menilai, kinerja emiten FMCG bisa terus bertumbuh seiringan dengan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat yang meningkat. Sehingga laporan keuangan pada kuartal kedua 2022 akan terangkat.

Di lain sisi, Pebe menyebutkan emiten FMCG masih menghadapi tantangan. Tantangan utamanya berasal dari kenaikan harga komoditas yang akan mengganggu margin laba kotor atau gross profit margin (GMP) perusahaan.

"Tantangan utama datang dari kenaikan harga komoditas yang menjadi bahan baku produksi, seperti minyak dan gandum. Jika harga bahan baku terus naik, maka ada kekhawatiran akan mengganggu GPM perusahaan," kata Pebe kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,70% ke 6.644 Hingga Tutup Pasar Selasa (17/5)

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya meramal setelah periode ramadan dan lebaran kenaikan penjualan emiten FMCG masih bisa berlanjut. Namun dia menilai kenaikan tersebut tidak setinggi periode kuartal sebelumnya.

Menurutnya, meski pemulihan ekonomi masih terus berlanjut, harga kebutuhan pokok masih relatif tinggi. "Sehingga bisa menghambat konsumsi masyarakat," tutur Cheryl.

Senada dengan Pebe, Cheryl menyebutkan emiten FMCG masih menghadapi tantangan dari harga komoditas yang masih tinggi. Tentunya, itu berpotensi mengurangi laba dan menekan pembelian.

Cheryl merekomendasikan hold untuk saham UNVR, KINO, MYOR, dan INDF. Sementara, Pebe masih merekomendasikan ICBP sebagai stock picks dengan target harga Rp 12.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×