kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya beli belum pasti, Kino Indonesia masih wait and see


Minggu, 14 Oktober 2018 / 20:33 WIB
Daya beli belum pasti, Kino Indonesia masih wait and see
ILUSTRASI. Produk Kino/Kino


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) tak ingin berekspektasi terlalu tinggi pada pasar segmen personal care di tahun 2019 nanti. Pasalnya kondisi sampai akhir tahun ini masih ditemukan banyak tantangan bisnis dari sudut pandang makro.

Harry Sanusi, Presiden Direktur Kino Indonesia mengatakan, tampaknya belum ada perubahan yang luar biasa pada tren konsumsi personal care di tahun depan. "Sebab tak terlepas dari faktor seperti (wacana) kenaikan harga BBM dan tahun politik," kata Harry kepada Kontan.co.id, Minggu (14/10).

Belum lagi, kata Harry, menuju akhir tahun ini fluktuasi kurs sangat terasa dampaknya dan disertai peningkatan harga minyak dunia. Meski demikian, sebagai pelaku usaha di sektor personal care, KINO berharap daya beli masyarakat dapat mengalami penyesuaian kembali.

KINO masih tetap optimis bahwa selalu ada celah yang dapat dimanfaatkan, terutama di personal care. KINO mengklaim sudah memiliki brand loyalty yang cukup tinggi. Untuk itu kata Harry, KINO akan tetap fokus untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar produk-produknya.

"Kami dengan terus melakukan berbagai aktivitas promosi baik melalui iklan maupun perluasan distribusi. Semua action tersebut juga akan menjadi pondasi untuk mengejar pertumbuhan penjualan di tahun depan juga," ungkapnya.

Adapun capaian kinerja KINO sampai kuartal-III tahun ini diharapkan, kata Harry, masih berjalan sesuai rencana awal. KINO belum membeberkan rinciannya. Tapi sepanjang tahun ini, KINO menargetkan pertumbuhan penjualan kisaran 10% dan laba 35% daripada perolehan tahun lalu.

Mengintip laporan keuangan semester-I 2018, penjualan KINO tumbuh 19% menjadi Rp 1,7 triliun year on year. Mayoritas penjualan KINO, yakni 47% dari total revenue atau senilai Rp 815 miliar berasal dari personal care, sisanya dari kosmetik, makanan dan minuman.

Efisiensi KINO dilakukan di berbagai lini, sehingga emiten ini berhasil membukukan laba bersih Rp 71 miliar, naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan laba bersih paruh pertama 2017 yang senilai Rp 22 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×