Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Data ekonomi Inggris berhasil membawa angin segar pada pergerakan GBP di tengah bayang - bayang Brexit. Alhasil, poundsterling mampu mengungguli the greenback.
Mengutip Bloomberg, Rabu (15/6) pukul 18.11 WIB, pasangan GBP/USD menguat 0,49% ke level 1,4183 dibanding sehari sebelumnya.
Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures memaparkan, poundsterling mampu menguat di hadapan USD menyusul data tenaga kerja Inggris yang cukup positif.
Angka klaim pengangguran Inggris atau Claimant Count Change bulan Mei turun menjadi minus 400 dari sebelumnya 6.400 serta lebih baik dari proyeksi sebesar minus 100. Lalu data Average Earnings Index di level 2% lebih baik dari proyeksi 1,7% dan Unemployment Rate turun ke angka 5% dari sebelumnya 5,1%.
Sementara USD masih dibayangi hasil rapat The Fed pada Kamis (16/6). Pelaku pasar memperkirakan The Fed tidak akan mengubah kebijakan setelah data Non Farm Payroll (NFP) bulan Mei buruk. "Tetapi pasar akan tetap menyimak apa yang disampaikan The Fed," kata Nizar.
Nizar menduga rebound GBP/USD hanya akan bertahan sementara. Pasalnya, sterling masih menanti referendum Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Hasil polling terakhir menunjukkan 53% warga Inggris menginginkan keluar sedangkan 47% tetap di Uni Eropa.
Beberapa media pun menunjukkan dukungan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. "Brexit dikhawatirkan berdampak negatif bagi Ekonomi Inggris dan Eropa sehingga merambat ke ekonomi global," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News