Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang Garuda kian perkasa. Pada pukul 10.32, nilai tukar rupiah berada di posisi 8.979. Sejumlah ekonom menilai, rilis data ekonomi yang positif dari sejumlah negara bagai obat kuat bagi rupiah.
Ekonom Senior dan Pengamat Valas Bank Mandiri Moch. Doddy Ariefianto memperkirakan, rupiah hari ini bergerak di level Rp 8.800-Rp 8.900 per dollar AS. Adapun Kepala Tresuri BRI Edi Masrianto memperediksii, rupiah bergerak di Rp 8.825-Rp 8.875 per dollar AS.
Keduanya sepakat, sentimen positif data ekonomi sejumlah negara membawa berkah bagi penguatan rupiah. Bahkan, penguatan rupiah bisa bertahan hingga akhir pekan ini.
Sentimen positif itu, di antaranya kabar defisit perdagangan AS yang membaik dari 103,6% menjadi 90,5% dari total produk domestik bruto (PDB). Belum lagi, naiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa dari 1% menjadi 1,8% dan kenaikan produksi industri China dari 13,4% menjadi 17,9%.
"The Economist sampai menyebut istilah kawasan BRICI, Brasil, Rusia, India, China dan Indonesia, World Economic Forum juga menaikkan peringkat Indonesia dari 54 ke 44 sebagai negara tujuan investasi," ujar Doddy, Selasa (14/9). Namun, ia mengingatkan, dana yang masuk bersifat jangka pendek alias hot money yang sewaktu-waktu bakal keluar.
Edi bilang, rupiah kini tengah membentuk level keseimbangan baru. Setelah bergerak di kisaran Rp 9.000 pada semester I-2010, rupiah terus bergerak menguat hingga Rp 8.900 per dollar AS. "Memang level idealnya Rp 9.000 per dollar AS," tuturnya.
Merujuk kurs tengah Bank Indonesia, rupiah kemarin (14/9) menguat 0,69% dari hari sebelumnya ke Rp 8.954 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News