kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data pertumbuhan ekonomi yang positif jadi obat kuat bagi rupiah


Rabu, 06 Februari 2019 / 17:20 WIB
Data pertumbuhan ekonomi yang positif jadi obat kuat bagi rupiah


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang Garuda masih perkasa terhadap dollar Amerika Serikat. Selain mendapat sentimen positif dari data pertumbuhan ekonomi yang dirilis hari ini, sentimen dovish dari The Fed juga menyokong penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Rabu (6/2) di pasar spot rupiah ditutup di level Rp 13.924 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat 0,27% dari penutupan Senin (4/2) yang ada di Rp 13.962 per dollar (AS). 

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan penguatan rupiah disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal, data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis cukup menguatkan rupiah. “Pertumbuhan ekonomi di atas konsensus, itu membuat pelaku pasar yakin kondisi perekonomian di Indonesia,” ujar Dini kepada Kontan.co.id, Rabu (6/2).

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2018 sebesar 5,18%. Sedangkan, sepanjang 2018 ekonomi Indonesia tumbuh 5,17%.

Dari data eksternal, Dini bilang dovishnya The Fed membuat rupiah berjaya atas dollar. Sebelumnya, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat menyatakan akan lebih bersabar untuk menaikkan suku bunga tahun ini.

“Rupiah dibantu kebijakan moneter The Fed. Ditambah sentimen hubungan dagang Amerika Serikat dan China yang masih belum terlihat ujungnya. Namun, penguatan rupiah hari ini terbatas karena volume perdagangan di pasar dunia kemarin sempat libur,” ungkapnya.

Dilihat dari level psikologis, Dini mengatakan rupiah masih berpotensi menyentuh level Rp 13.900-Rp 14.000 per dollar (AS). Menurutnya rupiah masih berkonsolidasi karena sempat menyentuh level terendah pada akhir Januari lalu.

Dini menilai dampak penguatan rupiah saat ini cukup riskan. Pasalnya masih ada outlook perdagangan Amerika Serikat dan China yang membayangi pelaku pasar. Jika perang dagang tidak berlanjut dan aman, maka rupiah cenderung menguat ke level Rp 13.850 per dollar (AS). Sebaliknya kalau tidak maka ada potensi pelemahan, meskipun pertumbuhan ekonomi membaik.

Besok, Dini memperkirakan rupiah akan bergerak di level Rp 13.850-Rp 13.900 per dollar (AS). Sementara untuk sepekan berada di rentang Rp 13.790-Rp 13.960 per dollar (AS). 

Dari segi teknikal, Dini melihat rupiah berada di bawah garis MA 50, 100 dan 200. Indikator MACD bergerak turun -53,3, indikator stochastic di area 24,39, RSI di area 32,61. Semua indikasi menunjukkan penguatan. Untuk itu, Dini merekomendasikan buy on rally.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×