kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.204   69,88   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   14,63   1,34%
  • LQ45 880   11,92   1,37%
  • ISSI 220   3,25   1,50%
  • IDX30 450   6,72   1,51%
  • IDXHIDIV20 543   7,90   1,48%
  • IDX80 127   1,89   1,50%
  • IDXV30 135   1,24   0,93%
  • IDXQ30 150   1,87   1,26%

Data pengangguran AS dan konsumsi bensin bikin harga minyak mentah acuan dingin


Jumat, 04 September 2020 / 05:52 WIB
Data pengangguran AS dan konsumsi bensin bikin harga minyak mentah acuan dingin
ILUSTRASI. Harga minyak melemah terseret data pengangguran AS


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah acuan ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Bahkan, harga emas hitam ini berada di titik terendah sejak awal Agustus karena data pengangguran Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran pemulihan ekonomi yang lambat. 

Permintaan bensin di Negeri Paman Sam yang masih lemah di pekan lalu turut menyeret harga minyak. 

Mengutip Reutes, Kamis (3/9), harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman November 2020 turun 36 sen atau 0,8% menjadi US$ 44,07 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 juga melemah 14 sen atau 0,3% ke level US$ 41,37 per barel. 

Baca Juga: Wall Street anjlok hampir 5% terseret koreksi saham teknologi

Pergerakan harga minyak sejalan dengan bursa saham AS yang merosot setelah investor melego saha-saham teknologi. Hal tersebut dipicu kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi setelah data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah orang AS yang mengajukan klaim pengangguran baru mencapai 881.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan lalu. Klaim lanjutan tetap tinggi, dengan jutaan orang menganggur.

Sehari sebelumnya, kedua harga minyak acuan ini turun lebih dari 2% setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan, permintaan bensin domestik di pekan lalu turun menjadi 8,78 juta barel per hari (bph) dari 9,16 juta bpd pada pekan sebelumnya. Konsumsi produk minyak lainnya juga turun.

"Pasar gagal bereaksi positif terhadap penurunan persediaan dan kemudian menyerah untuk akhir pekan sebelumnya," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Analis memperingatkan bahwa pemeliharaan kilang yang akan datang dan akhir musim mengemudi di musim panas juga dapat membatasi permintaan minyak mentah.

Minyak mentah WTI berada di bawah tekanan "setelah penyulingan AS mengalokasikan daftar panjang penutupan pemeliharaan selama beberapa bulan mendatang yang tidak diragukan lagi akan berdampak pada permintaan minyak mentah", kata ANZ Research mengatakan dalam sebuah catatan. 

Baca Juga: IHSG diprediksi akan melemah pada perdagangan Jumat (4/9), ini saran analis

Karena penutupan menjelang Badai Laura, tingkat pemanfaatan kilang AS turun 5,3 poin persentase menjadi 76,7% dari total kapasitas, kata EIA. Beberapa analis percaya bahwa pemrosesan tidak akan pulih pada musim gugur.

"Kilang yang beroperasi dengan harga rendah akan meninggalkan banyak minyak mentah di sela-sela. Minyak mentah itu masuk ke penyimpanan. Penyimpanan yang membengkak memberi tekanan pada harga," kata Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho.

Selanjutnya: Intip saham-saham yang ditadah asing saat IHSG merosot kemarin, Kamis (3/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×