Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Data inflasi Australia menunjukkan hasil menggembirakan. Imbasnya, dollar Australia mampu memukul laju the greenback. Mengutip Bloomberg, Rabu (26/10) pukul 19.09 WIB, pasangan AUD/USD menguat 0,46% ke level 0,7681.
Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano menyatakan, sejak pekan lalu AUD memang cenderung lebih unggul dibandingkan dengan USD. Penguatan AUD terutama didukung oleh pernyataan Bank Sentral Australia (RBA) yang tidak akan memangkas tingkat suku bunga.
Keunggulan AUD bertahan setelah data inflasi Australia kuartal III-2016 naik ke level 0,7% dari sebelumnya 0,4% serta di atas proyeksi 0,5%. Data tersebut mendukung outlook kebijakan RBA. "Harga komoditas yang meningkat juga turut menjadi pemicu AUD untuk menguat," paparnya.
Sementara dollar AS sebenarnya masih cukup kuat dengan dukungan berbagai data positif dari Amerika Serikat pekan lalu seperti penjualan ritel dan inflasi serta pernyataan hawkish dari para pejabat The Fed.
Hanya saja, data tingkat keyakinan konsumen AS yang dirilis Selasa malam (25/10) memang turun ke level 98,6 dari sebelumnya 103,5. "Namun data keyakinan konsumen tidak mengubah pandangan pasar terkait kenaikan suku bunga The Fed," lanjut Tonny.
Dengan potensi kenaikan suku bunga The Fed, Tonny menduga penguatan AUD/USD akan terbatas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News