Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengawali pekan ini dengan kurang baik. Pada Senin (10/2), rupiah di pasar spot ditutup melemah ke level Rp 13.712 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan posisi ini, mata uang Garuda melemah 0,27% dibandingkan dengan penutupan Jumat (7/2) di Rp 13.675 per dolar AS. Alhasil, rupiah juga menjadi mata uang dengan penurunan terdalam di kawasan.
Posisi selanjutnya adalah ringgit Malaysia yang melemah 0,21%. Won Korea dan yen Jepang juga berada di zona merah dengan pelemahan masing-masing 0,07% dan 0,05%.
Sementara yuan China menjadi mata uang dengan kenaikan paling tinggi di kawasan setelah menguat 0,31%.
Serupa baht Thailand dan dolar Singapura juga terkerek masing-masing 0,21% dan 0,11%. Menyusul, dolar Taiwan yang naik 0,06%.
Ada juga dolar Hong Kong dan rupee India yang naik tipis masing-masing 0,02% dan 0,01%.
Pelemahan rupiah merupakan dampak dari kekhawatiran terhadap virus corona yang kembali memuncak. Terlebih setelah jumlah korban jiwa tembus 910 kasus.
Di sisi lain, data current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan 2019 yang menyempit pun tak mampu membawa rupiah menguat. "Walau data ekonomi dalam negeri positif, intervensi BI belum bisa membawa mata uang Garuda kembali menguat," jelas Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim.
Karena itu, Ibrahim memprediksi rupiah pada Selasa (11/2) bergerak melemah di rentang Rp 13.665-Rp 13.762 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News