Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah rilis data ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda perbaikan di awal bulan Juni ini. Data inflasi Mei 2021, misalnya, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat 0,32% secara month on month (MoM) atau lebih tinggi dari tingkat inflasi April sebesar 0,13% MoM. Peningkatan inflasi ini juga didukung oleh peningkatkan harga beberapa komoditas pada Mei seiring adanya hari raya Idul Fitri.
Secara year on year (YoY) tingkat inflasi Indonesia tercatat sebesar 1,68% lebih rendah dari inflasi YoY bulan April sebesar 2,67%. Dengan demikian, perkiraan Bank Indonesia terhadap proyeksi tingkat Inflasi Indonesia di tahun 2021 sebesar 3,12% secara YoY bukanlah sesuatu yang mustahil meskipun tingkat inflasi secara MoM tidak langsung naik secara signifikan.
Data ekonomi lain, yakni indeks PMI Manufaktur Indonesia juga naik ke level tertinggi sejak tahun 2014 ke level 55,3 pada bulan Mei 2021 dari level 54,6 di bulan April 2021. Penguatan Indeks PMI ditopang permintaan baru, output, serta pembelian yang meningkat. Indeks tersebut juga mencatatkan kenaikan selama 3 bulan berturut-turut dan merupakan yang tertinggi di Asia seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia selama bulan Mei.
Baca Juga: Reksadana pasar uang catatkan kinerja paling apik hingga akhir Mei 2021
Infovesta Utama dalam riset mingguannya yang dikeluarkan pada Senin (7/6) menuliskan, rilis data tersebut tentunya turut memberikan sentimen positif di seluruh jenis reksadana selama sepekan lalu. Penguatan reksadana selama sepekan lalu dipimpin oleh reksadana berbasis saham dengan penguatan mencapai 1,57%.
“Penguatan reksadana saham juga didukung oleh kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 1,98% seiring dengan aksi beli bersih investor asing pada saham Indonesia selama sepekan penuh dengan total sebesar Rp 2,68 triliun,” tulis Infovesta Utama dalam risetnya.
Dengan demikian, Indonesia dinilai telah mencatatkan perbaikan ekonomi terutama di sepanjang bulan Mei yang didukung oleh tingkat konsumsi masyarakat serta produksi manufaktur Indonesia. Perbaikan data ekonomi tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga terjadi pada negara lain, di mana Negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Zona Eropa menunjukkan data yang positif.
Namun di sisi lain, Infovesta Utama menyebut, investor tetap perlu berhati-hati terhadap beberapa isu yang masih membayangi seperti isu virus corona yang masih belum padam dan bahkan memuncak di beberapa negara. Di sisi lain juga mulai muncul isu tapering atau pengetatan kembali kebijakan moneter ketika inflasi sudah mulai naik.
“Oleh karena itu, investor masih perlu berhati-hati dalam berinvestasi pada jenis investasi yang lebih berisiko karena masih terdapat beberapa isu yang masih belum terselesaikan yang berpotensi mengakibatkan gejolak pada pasar modal Indonesia,” sebut Infovesta Utama.
Selanjutnya: IHSG moncer, reksadana saham torehkan kinerja paling apik dalam sepekan kemarin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News