kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Data ekonomi China yang mengecewakan bikin harga minyak dunia jatuh lebih 1%


Rabu, 14 Agustus 2019 / 13:04 WIB
Data ekonomi China yang mengecewakan bikin harga minyak dunia jatuh lebih 1%
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada perdagangan Rabu (14/8). Data ekonomi China pada Juli yang mengecewakan dan kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) telah membebani perdagangan.

Mengutip Bloomberg, pukul 12.43 WIB, minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 1,21% ke level US$ 56,41 per barel. Setelah naik 4% pada sesi sebelumnya, terbesar dalam lebih dari sebulan.

Baca Juga: IHSG berseri menutup sesi pertama perdagangan, Rabu (14/8)

Minyak Brent pengiriman September turun 1,16% ke level US$ 56,44 per barel. Setelah naik 4,7% pada hari Selasa (13/8), persentase kenaikan terbesar sejak Desember.

China melaporkan serangkaian data Juli yang secara tak terduga lemah, termasuk penurunan mengejutkan dalam pertumbuhan produksi industri ke level terendah lebih dari 17 tahun.

"Memburuknya output industri China dan belanja konsumen menunjukkan gambaran fundamental tidak besar dan permintaan energi mungkin di bawah tekanan," kata Margaret Yang, analis pasar di CMC Markets.

Baca Juga: Output industri China jatuh ke level terendah dalam 17 tahun terakhir

"Pergerakan dalam minyak begitu besar dalam semalam, sehingga beberapa aksi ambil untung di Asia logis," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior, Asia Pasifik di OANDA.

Harga acuan minyak mentah naik pada kemarin, setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan batas waktu 1 September untuk tarif 10% pada beberapa produk barang China.

Baca Juga: Bermula dari Wall Street, sinyal hijau menjalar ke bursa Asia Pasifik

Tetapi dengan barang impor China senilai sekitar US$ 110 miliar masih dikenakan kenaikan tarif bulan depan, penundaan itu tidak akan menyelesaikan masalah inti antara AS dan China, kata Yang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×