kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data ekonomi AS menyetir pergerakan bursa Asia pada Kamis (25/11)


Kamis, 25 November 2021 / 17:32 WIB
Data ekonomi AS menyetir pergerakan bursa Asia pada Kamis (25/11)
ILUSTRASI. Indeks saham di kawasan Asia, Kamis (25/11) ditutup beragam cenderung turun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di kawasan Asia, Kamis (25/11) ditutup beragam cenderung turun. Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, penurunan ini terjadi setelah munculnya sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS). Hal ini memicu ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, akan menarik dukungan finansial yang bernilai masif dan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diantisipasi pasar.

Data initial jobless claims AS memperlihatkan penurunan tajam dalam jumlah orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ke level terendah dalam 5 dekade. Data ini dibarengi dengan lonjakan pada pendapatan dan belanja konsumen.

Hal ini bukan hanya memperkuat optimisme bahwa ekonomi berjalan di jalur cepat pemulihan ekonomi, tetapi juga menambah tekanan bagi Federal Reserve untuk mencegah eknomi AS dari kondisi yang terlalu panas (overheating).

Baca Juga: Saham-saham yang banyak dilepas asing saat IHSG menguat hari Kamis (25/11)

Naskah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve (Fed Minute) pada bulan ini yang dirilis semalam memberi indikasi The Fed siap menaikkan suku bunga acuan lebih cepat jika diperlukan untuk mendinginkan inflasi. Dalam pertemuan tersebut, para pejabat Federal Reserve mengatakan mereka tidak akan ragu-ragu merespon lonjakan inflasi.

Hal ini memicu rasa takut investor bahwa Federal Reserve dan bank sentral lain mungkin merasakan tekanan untuk menarik stimulus ekonomi yang selama ini telah menopang kenaikan harga saham.

Dari Asia, untuk kedua kalinya setelah pandemi Covid-19 menyebar, bank sentral Korea Selatan atau Bank Of Korea (BOK) hari ini menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 1,0%. BOK juga merevisi ke atas proyeksi inflasi tahaun 2022 menjadi 2,0% dari sebelumnya 1,5%.

BOK diyakini akan melanjutkan siklus pengetatan kebijakan dengan suku bunga acuan berpotensi mencapai 1,5% pada akhir 2022, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan rumah tangga dalam melunasi beban utang mereka.

Sebelumnya, bank sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pada hari Rabu menaikkan suku bunga acuan untuk kedua kalinya dalam 2 bulan terakhir.

Untuk diketahui, bursa Shanghai Composite melemah 0,24% dan Indeks Strait Times melemah 0,17%. Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,24% ke level 6.669,346 pada Kamis (25/11). 

Baca Juga: IHSG parkir di zona hijau, asing borong saham-saham ini pada Kamis (25/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×