Sumber: Bloomberg | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Mata uang Baht dari Thailand tumbang paling dalam dua bulan. Melorotnya mata uang negeri Gajah Putih itu terjadi setelah tentara mengambil alih komando dan memberlakukan darurat militer nasional.
Pihak militer mengaku telah mengambil alih komando karena negara aksi protes yang berkepanjangan dan membuat kekacauan politik serta menggerus ekonomi Thailand. Selain itu, aksi protes di Thailand berhasil menggulingkan Yingluck Shinawatra sebagai perdana menteri.
Baht melemah 0,6%, penurunan terbesar sejak 20 Maret. Sebelumnya, bath melemah 0,3% menjadi 32,56 per dolar Amerika Serikat pada pukul 8:45 waktu Bangkok, Selasa (20/5).
Darurat militer telah diberlakukan, namun pihak militer mengaku tidak melakukan kudeta. Pernyataan itu disampaikan Panglima Angkatan Darat Thailand, Prayuth Chan – Ocha.
Militer beralasan, dampak aksi protes telah menewaskan 28 nyawa. Darurat mmiliter juga diberlakukan setelah data ekonomi Thailand tak memuaskan, dan data pertumbuhan ekonomi kian menyusut.
"Beberapa investor asing menyukai darurat militer ini," kata Prapas Tonpibulsak, kepala investasi Krungsri Asset Management Co. Menurutnya, adanya intervensi militer bisa memaksa politisi untuk berunding.
Perlu diketahui, keterlibatan militer di kancah politik Thailand terakhir kali terjadi pada tahun 2006, dimana saat itu militer melakukan kudeta terhadap Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News