kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah lima topik yang patut disimak hari ini


Jumat, 10 Januari 2014 / 07:00 WIB
Inilah lima topik yang patut disimak hari ini
ILUSTRASI. Teh ketumbar efektif meredakan gejala asam lambung tinggi.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah topik hangat yang layak disimak pagi ini:

- Bank sentral masih awasi perbankan

Meski pengawasan bank sudah beralih ke Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia masih punya taring untuk memeriksa perbankan. Sebab, rekening perbankan nasional masih di bawah kendali bank sentral. Jadi, BI lebih dulu mengetahui kondisi likuiditas setiap bank ketimbang OJK.

"OJK mungkin tahu kondisi bank, tapi kecepatannya kalah karena sistemnya ada di BI," ungkap Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, kepada KONTAN, Rabu (8/1) malam. Selain di bank sentral, Halim menjabat Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-Officio Bank Indonesia.

Meski demikian, BI tidak akan leluasa untuk masuk dan mengoreksi setiap bank seperti sebelumnya. Sebab, kewenangan penuh pengawasan perbankan sudah di tangan OJK, sedangkan tugas BI mengendalikan kondisi makro perbankan untuk menjaga kestabilan ekonomi. "BI tidak mengeluarkan surat tingkat kesehatan bank dan tidak menugaskan bank untuk memperbaiki kinerja," kata Halim.

BI dapat memeriksa bank dengan memberitahukan secara tertulis ke OJK. Kemudian hasil pemeriksaan BI dapat didiskusikan dan direkomendasikan kepada OJK maupun Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

- Dana kelolaan reksadana naik 2,3% di 2013

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tahun lalu minus, tak membuat susut dana kelolaan reksadana. Data PT Infovesta Utama menunjukkan, total dana kelolaan reksadana pada akhir tahun lalu masih bisa tumbuh 2,3% dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 185,8 triliun.
 
Pun jumlah unit penyertaan reksadana, sepanjang 2013, bertambah 7,3% meniadi 120,5 miliar. Tahun lalu, total dana kelolaan reksadana sempat mencapai posisi tertinggi yakni pada Mei 2013, sebesar Rp 195,69 triliun.

Analis PT Infovesta Utama, Viliawati menjelaskan, kenaikan unit penyertaan reksadana pada tahun lalu didorong tiga faktor. Yakni, kenaikan pembelian unit penyertaan reksadana oleh investor lama, bertambahnya investor baru, dan peluncuran sejumlah reksadana baru.

Sementara, kenaikan jumlah dana kelolaan dipengaruhi oleh pertumbuhan unit penyertaan dan perubahan nilai pasar portofolio akibat pergerakan kinerja reksadana. “Tapi dari sisi kinerja, mayoritas jenis reksadana justru mengalami koreksi dibanding tahun 2012,” ujar Vilia.

Dari tujuh jenis reksadana, hanya reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana exchange trade fund (ETF), yang mencatat pertumbuhan positif dana kelolaan. Dana kelolaan reksadana saham naik 17,1% menjadi Rp 84,7 triliun. Lalu, reksadana ETF dan indeks masing-masing naik 33% dan 21,3% secara year on year (yoy).

Dalam kurun waktu sama, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terkoreksi paling tajam, yaitu turun 16% menjadi Rp 27,7 triliun.

- Posisi rupiah

Rupiah sedikit berotot. Mata uang berlambang Garuda ini menguat 0,34% ke level Rp 12.193 per dollar AS pada perdagangan, kemarin (9/1). Sedangkan, di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,27% menjadi 12.263.

Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, rupiah menguat tipis setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 7,5%.Keputusan BI ini sesuai ekspektasi pasar.

Namun, dari eksternal, laju rupiah tertahan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang menyetujui pemangkasan stimulus, setelah sejumlah data menunjukkan  pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Salah satunya, jumlah pengangguran yang turun.

- Posisi IHSG

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya meski tipis. Kemarin (9/1), IHSG ditutup menguat 0,01% menjadi 4.201,2 dibanding hari sebelumnya. Tapi penguatan tersebut tidak selaras dengan bursa regional Asia yang diwakili oleh Indeks MSCI Asia Pasific. Di mana kemarin indeks tersebut justru melemah 0,7% menjadi 138,90 dibanding hari sebelumnya.

Fadhil Herdyansyah, analis Paramitra Alfa Sekuritas mengatakan bahwa kemarin IHSG ditopang oleh faktor teknikal yang merubah pola pelemahan IHSG. Topangan ke dua juga datang dari reaksi positif pasar terhadap revisi pertumbuhan ekonomi global dan negara berkembang yang cukup positif dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Setiawan Effendi, analis Phintraco Securities mengatakan, walau menguat sebenarnya pergerakan IHSG kemarin cenderung datar. Ini dipicu oleh aksi tunggu yang dilakukan oleh investor terhadap pengumuman tingkat suku bunga BI.

- Posisi bursa AS

Indeks acuan AS ditutup flat pada transaksi tadi malam (9/1) di New York. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 ditutup naik kurang dari 1 poin menjadi 1.838,13. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,1% menjadi 16.444,76.

Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 6,7 miliar saham. Angka tersebut 11% di atas volume transaksi rata-rata 30 harian.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Bed Bath & Beyond Inc yang anjlok 12% dan L Brands Inc yang turun 4,1%. Sementara itu, Macy's Inc dan J.C Penney Co reli lebih dari 3,6%, Intercept Phamaceuticals Inc meroket 281%, dan Alcoa Inc turun 4,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×