Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Pendapatan itu sebagian besar dikontribusikan dari proyek Tujuh Bukit hingga US$ 89,57 juta. Setelahnya disusul dari Proyek Wetar hingga US$ 13,81 juta. Sementara pendapatan dari lainnya mencapai US$ 6,32 juta.
Akan tetapi, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru di kuartal I 2020 tercatat menurun 26,29% menjadi US$ 14,97 juta dari sebelumnya US$ 20,31 juta.
Baca Juga: IHSG diprediksi turun pada Senin, analis Phintraco: Jangan agresif buy on support
Walau laporan keuangan terakhir MDKA menunjukkan bottom line yang kurang memuaskan, Chris berpendapat bahwa MDKA masih menarik dengan adanya efisiensi ke depannya. Sebab laba yang tertekan itu dipicu beban-beban yang mayoritas meningkat.
Di sisi lain, Debt to Equity Ratio (DER) MDKA yang berada di level 81,41% dianggap dalam batas aman, sehingga likuiditasnya pun dinilai masih baik. DER tersebut menujukan modal MDKA masih lebih besar dibanding dengan utang yang dimilikinya.
Selain didorong oleh harga emas, sentimen positif MDKA lainnya adalah rencana pengelolaan tambang emas Gunung Pani. Mengutip website resmi MDKA, pada bulan Januari yang lalu MDKA dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) membentuk usaha patungan (Joint Venture) Pani.
Diperkirakan, proyek Pani ini mengandung sumber daya mineral 72,7 juta ton pada kadar emas 0,98 gram/ton untuk 2,3 juta ons emas. Adapun MDKA memiliki 66,7% saham dalam izin usaha pertambangan (IUP) Pani melalui PT Pani Bersama Jaya.
Baca Juga: Dibayangi sentimen negatif, berikut prediksi IHSG untuk perdagangan Senin (27/7)
Melihat berbagai sentimen positif MDKA di atas, Chris menyarankan buy saham MDKA dengan target harga Rp 2.000.
Sekadar informasi, pada penutupan perdagangan Jumat (24/7) saham MDKA berada di Rp 1.715 atau menguat 60,28% sejak awal tahun. Menurut Chris, kenaikan harga tersebut masih wajar, sebab dari sisi bisnisnya, MDKA memiliki masih memiliki potensi berkembang.
"Terlebih kemungkinan besar labanya juga akan naik sehingga ada adjustment dengan fundamentalnya. Nilainya masih tergolong wajar," tutup Chris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News