Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Selain nikel, sektor komoditas juga dipoles oleh penguatan harga batubara. Meskipun harga batubara telah menurun 27% dari harga puncaknya di level US$ 440 per ton pada awal Maret 2022, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan harga batubara akan tetap solid. Sebab, potensi hilangnya pasokan dari Rusia dapat mendorong harga batubara lebih tinggi dalam jangka pendek.
Sementara itu, terdapat dua sektor yang tidak disukai oleh BRI Danareksa Sekuritas.
Pertama adalah sektor rokok. Pajak cukai dan pajak pertambangan nilai (PPN) yang lebih tinggi terus menekan perusahaan rokok untuk mempercepat penyesuaian harga jual rata-rata atau average selling price (ASP).
Baca Juga: Investor Asing Diproyeksi Terus Masuk ke Pasar Saham Indonesia, Ini Penyebabnya
Namun, dengan inflasi yang menyebabkan biaya hidup lebih tinggi, perusahaan rokok akan berhati-hati dalam melakukan penyesuaian ASP.
Kedua, sektor unggas (poultry). BRI Danareksa Sekuritas bersikap netral terhadap sektor ini karena diperkirakan akan mengalami tekanan margin di 2022. Dengan kelebihan pasokan saat ini, harga ayam broiler perlu didukung oleh program culling atau pemusnahan.
Ini merupakan sesuatu yang mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat. Meski pakan jagung bersumber dari dalam negeri, kenaikan harga jagung dan gandum dunia akan berdampak negatif terhadap harga jagung domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News