Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Di sisi lain, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, jika saham yang baru saja IPO mulai menunjukkan penurunan harga, maka sebaiknya investor menghindari saham-saham tersebut.
Ia juga menyarankan investor untuk mencermati sisi bid dan offer.
“Untuk mengamankan lebih baik trading jangka pendek saja, jangan di-hold lama-lama jika kita belum memahami keadaan perusahaannya bagaimana,” ujarnya.
Untuk saham-saham anyar yang masih menunjukkan uptrend, ia juga merekomendasikan untuk melakukan trading buy saja.
Meski demikian, bukan berarti saham-saham ini tidak cocok untuk dikoleksi investor. Menurut William, saham DMND dan CSRA dinilai masih menarik.
DMND yang masuk dalam sektor consumers good dinilai masih memiliki prospek yang cerah tahun ini.
Baca Juga: Resmi melantai, saham Putra Rajawali Kencana (PURA) kena auto reject atas
Sementara itu, kenaikan saham CSRA yang cukup signifikan lebih disebabkan oleh sentimen teknikal belaka. Konflik antara Malaysia-India yang berujung pada pemboikotan crude palm oil (CPO) asal Malaysia dinilai tidak begitu berpengaruh terhadap saham CSRA.
“Penguatan CSRA faktor teknikal saja, yakni strong uptrend dengan posisi harga di atas MA5. Terkadang sentimen tidak membawa pengaruh terhadap saham secara keseluruhan,” sambung William.
Selain itu, kedua saham ini masih memiliki frekuensi perdagangan yang tinggi sehingga masih layak untuk dibeli.
Dus, ia merekomendasikan beli saham DMND dan CSRA dengan harga penutupan hari ini.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham CSRA menguat 2,08% ke level Rp 550 per saham sementara DMND melemah 6,05% ke level Rp 1.010 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News