Reporter: Dimas Andi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melonjak signifikan pada perdagangan Senin (10/11/2025). Kenaikan ini terjadi di tengah kabar merger antara GOTO dan Grab, yang semakin santer dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham GOTO naik 9,84% ke level Rp 67 per saham pada penutupan sesi perdagangan hari ini. Dalam sepekan terakhir, saham GOTO sudah menguat 13,56%, meski sejak awal tahun masih terkoreksi 4,29% secara year to date (ytd).
Isu Merger GOTO dan Grab Menguat
Kenaikan harga saham GOTO tak lepas dari kabar merger yang melibatkan dua raksasa teknologi Asia Tenggara ini.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai pergerakan harga saham GOTO saat ini sudah mencerminkan sentimen positif dari rumor merger tersebut.
“Sebenarnya para pelaku pasar juga menantikan proses merger itu seperti apa,” ujar Nafan kepada Kontan, Senin (10/11/2025).
Menurut Nafan, kabar merger ini semakin kuat setelah pemerintah mengonfirmasi bahwa entitas investasi negara Danantara akan ikut terlibat dalam proses penggabungan bisnis antara GOTO dan Grab.
Baca Juga: MBMA Catatkan Produksi Bijih Nikel Positif Hingga Kuartal III-2025
Prospek Saham GOTO dan Rekomendasi Analis
Nafan menambahkan bahwa pasar masih menunggu kepastian lebih lanjut soal bentuk dan skema merger kedua perusahaan tersebut. Sebab, rumor penggabungan GOTO dan Grab bukanlah hal baru — isu ini telah muncul sejak beberapa tahun lalu namun belum terealisasi.
Menyikapi momentum ini, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan akumulasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 74 per saham dalam jangka pendek.
Tonton: Prabowo Beri Gelar 10 Pahlawan Nasional, Salah Satunya Ada Soeharto
Performa Saham GOTO
- Kenaikan harian: +9,84%
- Kenaikan sepekan: +13,56%
- Perubahan year to date (YTD): -4,29%
- Harga penutupan: Rp 67 per saham
- Target harga analis: Rp 74 per saham
Baca Juga: Tanggapi Isu Merger, GoTo Komitmen Ikuti Arahan Pemerintah
Selanjutnya: Marsinah dan Krisis Lapangan Kerja Layak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













