Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atawa asset under management (AUM) industri reksadana pada bulan Mei tercatat turun lagi. Per Mei, total dana kelolaan industri reksadana mencapai Rp 496,30 triliun.
Total dana kelolaan ini turun 0,21% dibanding April yang sebesar Rp 497,35 triliun. Berdasarkan data Infovesta Utama, unit penyertaan industri reksadana justru naik 0,20% pada bulan yang sama.
Dalam laporan tersebut, dana kelolaan industri reksadana terproteksi merupakan yang paling jeblok dengan turun sebesar 1,12%. Unit penyertaan reksadana terproteksi juga turun sebesar 0,88%.
Baca Juga: IHSG anjlok dalam sepekan lalu, hampir semua jenis reksadana catatkan kinerja negatif
AUM reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham juga turun yakni masing-masing sebesar 0,82% dan 0,23%. Kedua jenis reksadana tersebut juga mencatat penurunan unit penyertaan. Reksadana pendapatan tetap turun 1,60% dan menjadi reksadana dengan penurunan unit penyertaan paling besar. Sedangkan unit penyertaan reksadana saham tercatat turun 0,39%.
Reksadana indeks menjadi reksadana dengan kenaikan dana kelolaan paling tinggi yakni sebesar 3,52%. Dari segi unit penyertaan, reksadana indeks juga naik 1,73% atau yang tertinggi kedua di antara seluruh reksadana. Reksadana pasar uang mencatatkan kenaikan dana kelolaan sebesar 1,30% sekaligus kenaikan unit penyertaan sebesar 0,19%.
Sementara dana kelolaan reksadana campuran dan reksadana exchange-traded fund (ETF) naik masing-masing sebesar 1,57% dan 1,40%. Dari segi unit penyertaan, keduanya juga sama-sama mencatatkan penurunan yakni 0,19% dan 0,71%.
Baca Juga: Benny Tjokro merasa jadi korban ketidakadilan dalam kasus Jiwasraya, kenapa?
Dalam laporan tersebut, diungkapkan bahwa kenaikan AUM reksadana indeks menjadi yang paling tinggi mengindikasikan cukup tingginya minat investor. Ini karena reksadana indeks memiliki kinerja yang berusaha untuk menyamai kinerja acuannya, di mana terdapat potensi kenaikan yang tinggi setelah pandemi berakhir.
Selain itu, karena tujuan reksadana ini berusaha untuk menyamai kinerja benchmark, maka risikonya akan lebih kecil apabila dibandingkan dengan reksadana kelas aset yang sama yang berusaha untuk mengalahkan atau outperform kinerja benchmark.
Sementara untuk unit penyertaan, reksadana berbasis saham kompak mencatatkan penurunan. Hal ini menunjukkan adanya redemption atau pengurangan unit reksadana. Artinya, banyak investor yang masih berhati-hati dalam instrumen reksadana berbasis saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News