kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.667.000   5.000   0,30%
  • USD/IDR 16.350   -70,00   -0,43%
  • IDX 6.648   -94,43   -1,40%
  • KOMPAS100 985   -10,71   -1,08%
  • LQ45 773   -11,62   -1,48%
  • ISSI 203   -1,54   -0,76%
  • IDX30 399   -7,38   -1,81%
  • IDXHIDIV20 478   -11,28   -2,30%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 117   -1,24   -1,05%
  • IDXQ30 132   -2,70   -2,00%

Dana IPO Mengendap di Deposito, Akankah Bukalapak (BUKA) Jadi Perusahaan Investasi?


Senin, 10 Februari 2025 / 19:24 WIB
Dana IPO Mengendap di Deposito, Akankah Bukalapak (BUKA) Jadi Perusahaan Investasi?
ILUSTRASI. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tengah fokus melakukan transformasi bisnis setelah menutup layanan fisiknya.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tengah fokus melakukan transformasi bisnis setelah menutup layanan fisiknya. BUKA sedang memperkuat layanan digitalnya.

Head of Media and Communications Bukalapak Dimas Bayu mengatakan, saat ini, BUKA telah memperkuat fokus pada pengembangan berbagai lini bisnis termasuk produk virtual hingga Mitra Bukalapak.

BUKA memiliki berbagai platform dan beberapa merek dengan berbagai aplikasi dan situs web, mulai dari Bukalapak, Mitra, BMoney, Itemku dan Lapakgaming. 

"Kami telah melakukan pengembangan berbagai bisnis tersebut selama beberapa tahun terakhir dengan kontribusi yang positif dan akan terus menjadi pilar penunjang pertumbuhan," ucap Dimas kepada Kontan.

Baca Juga: Menilik Arah Bisnis Bukalapak (BUKA) Usai Melepas Layanan Fisiknya

Untuk menggeber ekspansi di layanan digital, BUKA memiliki pendanaan yang masih mumpuni. Mulai dari kas dan setara kas hingga sisa dana dari penawaran umum perdana saham. 

Berdasarkan laporan keuangan Kuartal III-2024, BUKA membukukan kas, setara kas dan investasi likuid sebesar Rp 19 triliun. Rencananya, dana itu bakal digunakan untuk pengembengan bisnis Bukalapak. 

Tak hanya itu, BUKA juga masih punya dana sisa dari penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 9,33 triliun per 31 Desember 2024. 

Sisa dana IPO tersebut ditempatkan BUKA dalam berbagai instrumen investasi. Mulai dari deposito sebesar Rp 916,21 miliar di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). 

BUKA juga menempatkan sisa dananya di giro pada tujuh bank berbeda. Selain itu, BUKA juga menyimpan dananya pada 15 obligasi pemerintah Indonesia dengan rentang bunga 4,13%–8,38%. 

Jalan Menjadi Perusahaan Investasi

Budi Frensidy, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia mencermati cepat atau lambat Bukalapak akan bertransformasi menjadi perusahaan investasi. 

"Apakah akan lebih prospektif itu tergantung kemampuan manajemen pengelolanya. Namun investor boleh optimistis untuk hal tersebut," ucap Budi. 

Namun Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat menilai agak sulit bagi BUKA bertransformasi menjadi perusahaan investasi semacam, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).

Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Perkuat Bisnis Layanan Investasi Lewat BMoney

Pasalnya, sejak awal dibentuk BUKA berdiri sebagai perusahaan teknologi di bidang e-commerce sehingga belum memiliki pengalaman. Berbeda dengan Saratoga yang sejak berdiri memang sudah punya keahlian. 

"Bukan hanya karena punya uang banyak berarti sebuah perusahaan bisa langsung berubah menjadi pengelola investasi. Memang latar belakang Bukalapak bukan bukan di situ," jelas Teguh. 

Menurutnya, apa yang terjadi dengan Bukalapak harus menjadi sebuah pembelajaran karena ini bisa membuat investor trauma. Teguh bilang otoritas bursa harus lebih tegas. 

Selanjutnya: Kejagung Geledah Kantor Ditjen Migas Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah

Menarik Dibaca: 6 Trik Cerdas Membuat Ruangan Tanpa Jendela Lebih Cerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×