Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Efek Januari melanda Bursa Efek Indonesia (BEI). Dana-dana asing gencar masuk lagi ke pasar saham. Bahkan, sejak Kamis pekan lalu (9/1), asing selalu mencatatkan pembelian bersih (net buy) di pasar saham.
Dalam dua hari terakhir, total net buy asing mencapai Rp 3,01 triliun. Tak pelak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun bak mendapat multivitamin. Kemarin, IHSG menguat 1,19% ke level 4.441,59. Secara year to date, IHSG sudah memberi gain 3,92%.
Kemarin, aksi beli asing terjadi di beberapa saham bank. Diantaranya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Selain itu, saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), juga menjadi buruan pemodal asing.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia bilang, investor asing mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia sejak pertengahan Desember 2013 seiring keluarnya keputusan The Federal Reserve (The Fed) mengenai pemotongan stimulus ekonomi Amerika Serikat. Hanya saja, arus masuk dana asing tidak terlalu kentara. "Mereka melakukan on-off, tapi secara umum arus balik dana asing sudah mulai kontinyu," kata dia, Rabu (15/1).
Hans Kwee, Direktur EMCO Asset Management mengatakan, data ekonomi Indonesia maupun global memantik daya tarik asing berinvestasi di Indonesia. Per November 2013, neraca perdagangan (trade balance) Indonesia surplus US$ 776,8 juta. Bank Indonesia (BI) juga sudah mulai menahan suku bunga acuan alias BI rate di 7,5%. "Perbaikan data ekonomi memicu asing untuk ambil posisi beli," terang Hans.
Di sisi lain, data global dari Amerika Serikat (AS) tengah negatif. Di bulan Desember 2013, penyerapan tenaga kerja di AS hanya 74.000 pekerja. Ini level terendah sejak Januari 2011. Data ini direspon positif karena memunculkan spekulasi The Fed tidak melanjutkan pemangkasan stimulus alias tapering.
Sebab, kata Hans, bila pemangkasan stimulus AS berlanjut, bakal menahan arus capital inflow ke pasar saham negara berkembang termasuk Indonesia.
Namun, Reza Nugraha, analis MNC Securities mengingatkan, kenaikan IHSG ini hanya sementara. Ia menduga, IHSG akan bergerak fluktuasi menjelang pemilihan umum digelar April 2014 nanti. "Jika ingin trading sebaiknya di saham blue chips," jelas dia.
Menurut Satrio, IHSG memang biasanya akan naik kencang menjelang pemilu. Sebab, investor ekspektasi pemerintahan baru akan lebih baik. Satrio memperkirakan, IHSG akan bergerak ke level 4.650-4.700 hingga pelaksanaan pemilu legislatif, April 2014 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News