kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Brata Luhur (TEBE) membuka peluang kerek target volume barging


Rabu, 09 Juni 2021 / 16:38 WIB
Dana Brata Luhur (TEBE) membuka peluang kerek target volume barging
ILUSTRASI. Pelabuhan dan terminal batubara milik PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang solid sepanjang tahun ini membawa berkah bukan hanya bagi emiten tambang batubara, tetapi juga emiten yang bergerak di jasa penunjang tambang. Salah satunya adalah PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) yang memasang target optimistis tahun ini.

Tahun ini, TEBE menargetkan volume pengangkutan (barging) sebesar 4 juta ton, naik dari realisasi volume barging di tahun lalu sebesar 3,53 juta ton. Direktur Dana Brata Luhur Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, pihaknya membuka peluang untuk mengerek naik target volume barging tahun ini.

Setidaknya, TEBE akan memasang sikap wait and see terlebih dahulu sampai dengan kuartal ketiga. “Kami akan pantau sampai kuartal ketiga, apakah harga batubara akan kembali ke bawah. Kalau iya, kami akan pakai target lama. Jika  harga naik kembali, maka ada peluang untuk menaikkan (target)  ke atas,” terang Hendy kepada Kontan.co.id, Rabu (9/6).

Salah satu pertimbangannya adalah dampak kenaikan harga batubara global ke dalam negeri cukup lama. Ketika harga naik batubara global naik, maka harga batubara di sekitar pelabuhan TEBE tidak langsung berimbas.

Baca Juga: Begini rencana ekspansi Dana Brata Luhur (TEBE) untuk tahun 2021

Hendy membeberkan, hal ini karena batubara yang ada di sekitar pelabuhan  TEBE adalah batubara muda dengan kalori rendah, sedangkan harga yang naik adalah  batubara jenis kalori tinggi.  Hendy bilang, kenaikan harga batubara kalori rendah memang lebih lambat, dan kenaikan harganya mengikuti kalori tinggi,

“Di kami, (kenaikan) baru terasa di bulan Maret 2021, padahal harga coal mulai naik dari sekitar Desember 2020 dan Januari,” sambung dia.

Per kuartal pertama 2021, Hendy mengatakan realisasi volume barging TEBE sekitar  800.000 ton-900.000 ton.  Realisasi ini tidak jauh berbeda dengan realisasi di periode yang sama di tahun lalu. Hal ini karena pandemi  baru terasa pada kuartal kedua dan ketiga 2020. Realisasi ini masih sejalan dengan target yang dipasang TEBE. 

Hanya saja, Hendy melihat volume pengangkutan mulai tumbuh signifikan di kuartal kedua saat ini. Adapun faktor curah hujan (cuaca) tidak berdampak pada aktivitas operasional pelabuhan TEBE. Meskipun memang  faktor cuaca menjadi kendala di pit atau tambang perusahaan yang bersangkutan.

Hendy mengatakan, saat ini TEBE sedang berfokus untuk  mengubah pelabuhan batubara menjadi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) konsesi. Hendy menuturkan, pengubahan ini guna memperluas cakupan bisnis TEBE. Nantinya, pelabuhan ini tidak hanya mengangkut batubara, tetapi juga bermacam komoditas seperti minyak sawit  mentah (CPO) hingga penumpang.

Baca Juga: Diversifikasi Bisnis, TEBE Kaji Peluang Masuk Bisnis Pupuk dan Pengangkutan CPO

Hendy mengatakan, pihaknya masih dalam proses pengajuan ke pemerintah karena ada beberapa aset yang harus diserahkan. TEBE saat ini juga sedang melakukan studi hingga melakukan rapat dengan departemen perhubungan. Adapun pelabuhan ini ditargetkan  beroperasi pada 2022

Di sisi lain, TEBE juga masih wait and see terkait rencana untuk masuk ke bisnis coal trading. “Jangan sampai ketika kami masuk (ke coal trading), nanti harga batubara turun. Setidaknya tunggu sampai di  kuartal ketiga,” kata Hendy.

Saat ini, TEBE juga sedang mengkaji aspek komersial terkait rencana pemanfaatan batubara kalori rendah menjadi pupuk asam humat. Sebelumnya, Hendy mengatakan, rencana ini dilatarbelakangi banyaknya pasokan batubara berkalori rendah di lingkungan TEBE.

Pada tahun 2020, TEBE mencatat kerugian bersih senilai Rp 2,49 miliar, berbanding terbalik dari posisi di akhir 2019 dimana TEBE masih mencetak laba bersih hingga Rp 45,56 miliar. Tergerusnya bottom line TEBE tidak terlepas dari penurunan pendapatan hingga 47,9%, dari semula Rp 379,90 miliar menjadi Rp 197,95 miliar di akhir 2020. 

Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) kaji pemanfaatan batubara kalori rendah jadi pupuk asam humat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×