kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Dana asing tinggal menunggu waktu masuk ke Indonesia


Minggu, 02 Mei 2021 / 18:50 WIB
Dana asing tinggal menunggu waktu masuk ke Indonesia
ILUSTRASI. Dana asing tinggal menunggu waktu masuk ke Indonesia


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dana asing di surat berharga negara (SBN) pada tanggal 28 April mencapai Rp 961,34 triliun atau secara persentase masih berada di angka 22,81%. Angka persentase dana asing ini masih jauh dibandingkan dengan level pra pandemi yang rata-rata berada di angka 38%.

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengatakan bahwa outflow yang terjadi pada pandemi lalu hampir 170 triliun.

Untuk inflow, ia melihat bahwa pelan-pelan sudah kembali masuk, karena itu terlihat di bulan Januari, yang mana sudah ada inflow, karena yield Indonesia yang masih menarik, serta pengelolaan fiskal yang baik, ditambah dengan kasus Covid-19 di Indonesia yang relatif masih cukup rendah.

Walaupun sempat terjadi outflow di akhir Januari sampai Maret, dikarenakan yiedl US Treasury (UST) AS tenor 10 tahun yang naik, sehingga outflow terjadi ke develop market, karena disinyalir inflasi dari AS, dan pemulihan ekonomi di AS lebih cepat, sehingga yield UST tenor 10 tahun naik ke level 1,7%.

Selain itu, menurutnya untuk risk off ia melihat masih terjadi, karena akhir-akhir ini India sedang meledak dari kasus Covid-19 hariannya. “Tapi kalau saya lihat untuk balik lagi inflow ke Indonesia, it’s a matter of time, karena memang spread kita terhadap inflasi terhadap US Treasury itu masih paling tinggi,” kata Darma kepada Kontan, Jumat (30/4).

Baca Juga: IHSG bulan Mei diproyeksi melemah, saham-saham ini bisa dilirik

Ia juga melihat bahwa adanya kenaikan dari jumlah penawaran pada lelang surat utang negara (SUN) sebelumnya, yang mana penawaran dari asing ada peningkatan. Sehingga, menurutnya apabila vaksinasi di Indonesia lebih cepat lagi, akan mempercepat pemulihan ekonomi, dan asing akan masuk ke Indonesia lebih cepat.

“Secara fiskal, budget defisit paling rendah, Inflasi relatif rendah, spread ust paling tinggi, dan proses vaksinasi Indonesia sudah baik,” tambah Darma.

Saat ini, menurutnya yield UST sudah relatif stabil walaupun masih ada kemungkinan untuk terus naik, dan kenaikannya tidak akan liar seperti di bulan Januari, Februari, dan Maret. Yang mana kala itu, yield UST naik dari level kurang dari 1% ke level 1,7%.

Darma menilai fundamental ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik, tercermin dari cadangan devisa Indonesia adalah salah satu yang paling tinggi, lalu adanya structural reform dari infrastruktur, dan dari sisi omnibus law yang nanti akan menarik investasi asing langsung (FDI).

“Jangka panjang menarik, dan bonds Indonesia di valuasi lebih rendah, yieldnya lebih turun lagi, saya rasa foreign tinggal tunggu waktu ke Indonesia, dan balik lagi ke level 30%,” ujar Darma.

Selanjutnya: Hingga April, INA klaim raih komitmen investasi infrastruktur Rp 60 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×