Reporter: Didik Purwanto, Barly Haliem Noe, Amailia P H |
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) punya dua magnet dana asing di bulan depan. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan menggelar rights issue sementara PT Garuda Indonesia Tbk bakal menyelenggarakan intial public offering (IPO).
Di atas kertas, aksi korporasi kedua Badan Usaha Milik Negara itu bisa menyedot dana asing lebih dari Rp 8,5 triliun. Hitung-hitungannya, total target perolehan dana kedua BUMN itu Rp 17 triliun. Perinciannya, BMRI mengincar Rp 14,4 triliun sedang Garuda berharap US$ 400 juta atau setara Rp 3,6 triliun.
Andai investor asing mengambil jatah separuh dari total yang ditawarkan kedua BUMN itu, maka dana asing yang masuk ke bursa Februari nanti berkisar Rp 8,5 triliun.
Memang, bisa jadi perolehan dana kedua BUMN itu tak sebesar target awal. Seorang sumber KONTAN membisikkan harga rights issue BMRI berkisar Rp 4.950 per saham. Nilai itu mencerminkan diskon 8,3% dari harga teorithical ex rights price (TERP) atau harga teoritis setelah rights issue, Rp 5.400.
Dalam rencana BMRI, ada 2,33 miliar saham baru yang ditawarkan bulan depan. Apabila harga rights issue BMRI senilai Rp 4.950 per saham, berarti bank yang memiliki nilai aset terbesar di negeri ini mengantongi dana segar
Rp 11,53 triliun.
Namun Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menyatakan harga rights issue BMRI maupun harga saham IPO Garuda belum ditetapkan. "Kami lagi mempelajari harga saham di bursa regional dan nasional," ujar Mustafa, kemarin (24/1).
Pemerintah enggan terburu-buru mengumumkan harga karena harga sedang menukik. Pada penutupan Senin (24/1), harga BMRI Rp 5.500 per saham, melemah 1,79%.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo optimistis, aksi kedua BUMN akan mengangkat kembali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun Managing Research Indosurya Securities Reza Priyambada, menilai IPO Garuda atau rights issue Bank Mandiri tak akan berimbas besar. "Itu sudah diperhitungkan para hedge fund," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News