Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Aksi tunggu pasar atas pelantikan dan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebabkan dana asing masih mencetak penjualan bersih dalam 10 hari perdagangan bursa saham pertama tahun ini. Dalam periode itu, asing mencatatkan penjualan bersih total Rp 1,34 triliun.
Jika menilik ke belakang, sebenarnya penjualan bersih alias net sell asing selama 10 hari perdagangan pertama tahun ini lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu. Rata-rata penjualan bersih asing per hari tahun ini sebesar Rp 134 miliar, turun 47% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 255 miliar.
Tapi, net sell asing ini tetap berpengaruh ke Indeks Harga Saham Gabungan, Senin (16/1), yang masih memerah sejak pekan lalu. Bahkan, IHSG tercatat minus 0,5% sejak awal tahun, terburuk di antara bursa saham acuan Asia dan Asia Tenggara.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, mengatakan, berbagai faktor mempengaruhi penjualan asing yang gencar di awal 2017. Di mata investor, AS menjadi lebih menarik dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi tahun ini hingga 3%–4%.
"Ekspektasinya tumbuh besar, kinerja emiten AS bagus, net profit besar, dividen juga bagus, dan meningkatkan valuasi," kata Edwin kepada KONTAN kemarin.
Menurut Edwin, arah pasar akan menjadi jelas pada 20 Januari nanti yang merupakan hari pelantikan Trump. Pasar menunggu pidato, isi kabinet, dan program kerja 100 hari Trump. Tentu, pasar sangat sensitif terhadap realisasi program Trump.
Di dalam negeri pun banyak hal yang mendorong investor asing untuk keluar dari Indonesia. Tahun lalu, ada pemanis berupa amnesti pajak. Tahun ini, belum ada iming-iming dari dalam negeri.
Edwin melihat, belum ada kebijakan pemerintah yang bisa menarik investor asing kembali ke pasar modal kita. Beberapa kebijakan baru pemerintah ia anggap plin-plan seperti pelonggaran ekspor mineral. Dia memprediksikan, IHSG pekan ini akan berada di level support 5.214 dan resistance 5.331.
Idem ditto, Muhammad Nafan Aji Gusta, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menilai, sentimen asing kuat menekan IHSG. Dia menyebutkan, sentimen luar negeri yakni pelantikan Trump paling berpengaruh terhadap pasar saham.
Sejumlah pasar saham global pun masih bergerak turun akibat sentimen yang sama. Namun, Nafan bilang, penurunan ini masih wajar. "Saya rasa masih sehat, meski penurunan tidak dalam. Pasar saham masih dilirik asing," ujar Nafan kepada KONTAN, Senin (16/1).
Nah, selain faktor Trump, asing juga menunggu beberapa kebijakan pemerintah, misalnya, Paket Ekonomi XV mengenai waktu tunggu (dwelling time) di pelabuhan. Untuk mengembalikan asing ke net buy, pemerintah juga harus meredam gejolak dalam pilkada serentak.
Menurut Nafan, selama masih berada di area 5.255–5.300, maka IHSG masih aman. Sepanjang pekan ini, Nafan memprediksikan, IHSG akan ada di level support 5.202 dan level resistance 5.360.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News