kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dana Asing di SBN Kembali Menyusut, Apa Penyebabnya?


Sabtu, 18 Februari 2023 / 15:32 WIB
Dana Asing di SBN Kembali Menyusut, Apa Penyebabnya?
ILUSTRASI. Jumlah dana asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali turun.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mengurangi kepemilikan di Surat Berharga Negara (SBN). Berdasarkan data DJPPR Kementerian Keuangan, dana asing di SBN tercatat sebesar Rp 809,19 triliun per 14 Februari 2023.

Jumlah tersebut lebih rendah dibanding dana asing di SBN pada akhir Januari 2023 yang senilai Rp 811,89 triliun. Porsi asing juga turun dari 15,1% menjadi 14,97% dari total.

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, penurunan tersebut disebabkan oleh aksi jual yang dilakukan investor asing belakangan ini. Dalam sepekan terakhir, akumulasi net sell asing mencapai Rp 7,01 triliun.

Menurut Nicodimus, sebagian dana asing itu beralih ke pasar saham yang secara mingguan mencatatkan net buy Rp 2,40 triliun. Sebagian lainnya diprediksi masuk kembali ke Amerika Serikat (AS), terutama ke aset safe haven dolar AS yang kembali menguat belakangan ini.

Baca Juga: Yield Obligasi Pemerintah Turun Didukung Inflow dan Redanya Kenaikan Suku Bunga

Nicodimus menilai, persepsi risiko tengah meningkat seiring testimoni beberapa pejabat The Fed yang condong bernada hawkish. Hal tersebut semakin menambah ketidakpastian terkait arah suku bunga The Fed ke depannya.

Gubernur The Fed mengatakan bahwa proses disinflasi sudah mulai terlihat namun pihaknya akan tetap mempertahankan kebijakan kenaikan suku bunga secara bertahap. Pasalnya inflasi AS masih jauh dari target yang sebesar 2%.

Untuk ke depannya, aliran dana asing ke pasar SBN Indonesia akan tergantung dengan arah inflasi dan kebijakan suku bunga acuan. Jika dovish, maka akan menjadi katalis positif untuk pasar obligasi Indonesia.

"Apalagi, dilihat dari segi real yield, obligasi indonesia masih memberikan yield yang atraktif dibandingkan negara regional lainnya," ucap Nicodimus saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/2).

Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto menilai, dana asing masih berpotensi keluar dari pasar SBN Indonesia. Mengingat, bank sentral negara-negara maju kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya demi menekan inflasi.

Sebut saja bank sentral AS, Eropa, dan Inggris. "Hal ini akan menaikkan yield alias return obligasi di negara tersebut sehingga menarik bagi para investor," kata Kiryanto.

Dana asing diperkirakan bakal masuk kembali ke pasar SBN Indonesia apabila Bank Indonesia (BI) lanjut menaikkan suku bunganya. Kiryanto memprediksi, BI akan mengerek suku bunganya pada Maret 2023 seiring The Fed yang diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga.

Pada pertemuan Februari 2023, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di 5,75%. Menurut Kiryanto, hal ini terjadi karena neraca perdagangan Indonesia masih menunjukkan surplus, yakni sebesar US$ 3,87 miliar.

Ke depannya, sentimen lain yang akan menarik dana asing masuk ke pasar keuangan Indonesia adalah terkait potensi meningkatnya foreign direct investment ke proyek-proyek strategis. Contohnya pembangunan Ibu Kota Negara dan hilirisasi pertambangan.

Baca Juga: Ada Inverted Yield Curve pada US Treasury, Ini Dampaknya ke Pasar Obligasi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×