kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dampak kenaikan upah buruh menurut Citi


Senin, 19 November 2012 / 11:05 WIB
Dampak kenaikan upah buruh menurut Citi
ILUSTRASI. Layanan produk asuransi.


Reporter: Rika Theo |

JAKARTA. Industri yang sarat tenaga kerja dapat keluar dari Jakarta, menurut hasil riset Citi Research yang terbit hari ini. Ini berkaitan dengan rencana kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) menjadi Rp 2,2 juta.

Sebaliknya, Citi menilai  industri padat modal yang membutuhkan tenaga kerja dengan kemampuan lebih tinggi sudah membayar melebihi UMP.

“Kami mencatat bahwa seluruh pasar negara berkembang menghadapi situasi yang sama, tak hanya Indonesia. Upah minimum ditetapkan oleh masih-masing provinsi bukan oleh pemerintah pusat,” kata Citi.

Citi juga mencatat bahwa tingkat pengangguran Indonesia berada dalam titik terendahnya sebesar 6,13% pada Agustus lalu. Sedangkan investasi langsung alias foreign direct investment diprediksi mencapai US$ 23 miliar tahun ini.

Walau begitu, ongkos kenaikan gaji buruh dapat berlanjut. Citi menyarankan pemerintah bekerja sama dengan perusahaan untuk mengatasi masalah ini, jika tidak investasi dapat kena imbas dalam jangka pendek ke menengah.

Citi mengatakan, sektor perkebunan akan menanggung dampak paling parah karena komponen biaya karyawannya mencapai 33%. Selain itu, sektor ini juga kesulitan untuk menaikkan harga.

Sektor lain yang juga akan menerima efek kenaikan UMP adalah sektor ritel dan jalan tol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×