kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dalam tren menurun, harga batubara siap naik


Rabu, 10 Agustus 2016 / 22:40 WIB
Dalam tren menurun, harga batubara siap naik


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Batubara mulai kembali melemah setelah harga mencapai level tinggi. Aksi profit taking serta ancaman turunnya permintaan telah menyeret laju harga batubara.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/8) harga batubara kontrak pengiriman September 2016 di ICE Futures Exchange tergerus 0,37% ke level US$ 66,7 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, batubara melemah 1,8%.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar mengatakan, koreksi harga terjadi setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu mengokohkan nilai tukar dollar AS. Imbasnya, harga komoditas yang diperdagangkan dengan dollar AS termasuk batubara mengalami koreksi.

"Di sisi lain, faktor teknikal juga memberikan sentimen negatif bagi batubara. Pelaku pasar melakukan aksi profit taking," papar Dedy.

Secara fundamental, batubara kembali terancam oleh penurunan permintaan. Kementerian Sumber Daya dan Batu Bara India melaporkan penurunan impor batubara sebesar 8% menjadi 199,9 juta metrik ton pada kuartal I-2016. Turunnya impor batubara India terjadi di tengah peningkatakan produksi domestik.

"Impor batubara India diharapkan turun hingga menjadi 160,16 juta ton pada tahun fiskal ini," imbuh Deddy. Angka persediaan batubara India yang cukup tinggi menjadi alasan pemerintah untuk melarang impor.

Salah satu produsen listrik terbesar di India, NTPC Ltd berencana mengusulkan pemakaian batubara dalam negeri untuk proyek pembangkit listrik di wilayah pantai selatan negara tersebut. Perusahaan milik negara tersebut beralih dari rencana semula untuk menggunakan pasokan luar negeri yang setara 9% dari perkiraan impor tahun ini. Dalam dua tahun terakhir, NTPC menyerukan rencana untuk membeli 14 juta ton batubara yang diimpor setiap tahun selama kurun waktu 10 tahun.

Tak hanya India, negara China juga menunjukkan penurunan permintaan batubara. Impor batubara India bulan lalu turun 2,5% menjadi 21,21 juta ton dibanding bulan sebelumnya.

Wahyu Tri Wibowo, Analis PT Central Capital Futures menjelaskan, harga batubara kembali melemah setelah mencapai level overbought secara teknikal. Namun dalam jangka pendek, peluang harga naik ke level US$ 70 - US$ 75 per metrik ton masih terbuka.

Penurunan harga batubara sejak tahun 2011 menyebabkan banyak perusahaan tutup. Ini mendorong berkurangnya cadangan. "Saat itu potensi kenaikan harga terbuka. Apalagi jika berbicara sektor energi, harga murah akan memancing permintaan," papar Wahyu.

Hal ini bisa terlihat pada pasar minyak. Produsen minyak yang tergabung dalam OPEC tidak bersedia untuk memangkas produksi lantaran takut merugi dan kehilangan pangsa pasar ketika harga sudah mulai rebound.

Hanya saja, potensi koreksi juga bisa terjadi jika harga mencapai level overbought. "Harga US$ 50 - US$ 60 per metrik ton merupakan level wajar tahun ini," kata Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×