kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dalam sepekan, harga Bitcoin melambung 37,9%


Rabu, 26 Juni 2019 / 15:29 WIB
Dalam sepekan, harga Bitcoin melambung 37,9%


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin semakin menunjukkan performanya pada perdagangan hari ini. Bahkan jika dilihat dalam sepekan koin asal Amerika Serikat (AS) ini tumbuh 37,9%.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (26/6) pukul 14.44 WIB harga bitcoin di level US$ 12.649,34 per btc. Angka ini naik 11,28% dibanding penutupan harga kemarin di level US$ 11.366,24 per btc. Dalam sepekan, harga bitcoin tumbuh 37,9% yakni sebesar US$ 9.167,27 pada Rabu (19/6).

Analis Cryptowatch Asia Christopher Tahir menganggap pekan ini merupakan momen bagi bitcoin. Bahkah bitcoin masih berpotensi untuk naik kembali, walaupun kenaikannya sudah cukup signifikan.

Lebih lanjut dia bilang kenaikan harga bitcoin lantaran sikap dovish The Fed. Apalagi kemarin The Fed makin yakin memberikan sinyal pemangkasan suku bunga acuannya. “The Fed dovish sehingga membuat arus keluar dari pasar uang AS mencari tempat berlabuh, salah satunya di bitcoin,” kata Christopher kepada Kontan.co.id, Rabu (26/6).

Di sisi lain, kekhawatiran global bertambah ketika Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menjatuhkan sanksi terhadap Iran terkait konflik di Timur Tengah. Ini memberikan tenaga bagi bitcoin untuk melaju, karena ketegangan tersebut berimbas terhadap dollar AS yang cenderung melemah.

Selanjutnya potensi kenaikan harga bitcoin datang dari pertemuan perundingan dagang AS-China akhir pekan ini. Apabila menuai kesepakatan, atau paling tidak memberikan progres perang dagang, tentunya bisa memberi dampak positif kepada ekonomi global.

Kata Chirstopher skenario itu bisa saja dana di BTC akan keluar kembali ke aset yang lebih stabil. Namun jika perang dagang AS-China makin runyam, harga bitcoin bisa kembali menggeliat.

Asal tahu saja, selain sebagai instrumen investasi, saat ini bitcoin digunakan sebagai alat tukar pengiriman antar negara. Namun, ke depan fungsi bitcoin bisa saja berkembang. 

Apalagi sekarang mata uang kripto semakin terkenal sejak Facebook berencana mengeluarkan mata uang kripto bernama Libra.

Christopher menilai dengan diluncurkannya Libra, maka ada potensi percepatan adopsi mata uang kripto ke kalangan mainstream. Sehingga meningkatkan permintaannya pula, mengingat Facebook adalah perusahaan media sosial yang telah menggurita. “Kita juga harus hati-hati mengingat Libra ini cenderung sentralistik,” tutur Christopher.

Dia mengimbau dengan kenaikkan harga bitcoin saat ini, investor bitcoin sebaiknya melakukan manajemen risiko untuk lebih hati-hati ketika hendak membeli. Apalagi ke depan tren pertumbuhan akan berlanjut hingga halving day selesai tahun depan.


Untuk saat ini, Christopher menyarankan investor untuk menunggu koreksi terlebih dahulu sebelum masuk lagi. Setidaknya di level US$ 7.000 per btc menjadi harga wajar untuk membeli btc, sebelum kembali naik.

Namun tidak ada salahnya membeli sekarang sebab sampai akhir tahun ini harga bitcoin diramal tembus US$ 20.000 per btc. 

Christopher meramal sampai akhir pekan ini harga bitcoin masih bisa mencapai US$ 12.000 per btc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×