Reporter: Rashif Usman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia tengah berupaya mengoptimalkan potensi pangan di berbagai daerah guna mencapai target swasembada pangan dalam empat hingga lima tahun mendatang.
Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmen Indonesia menuju swasembada pangan sebagai langkah utama guna menghadapi tantangan global yang makin kompleks. Nah, program swasembada pangan tersebut tampaknya akan menjadi katalis positif bagi emiten di bidang pangan.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai swasembada pangan berpotensi menjadi sentimen positif bagi emiten beras seperti PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI). Sebab, swasembada yang ditargetkan bisa mengurangi importasi bahan pangan.
"Tetapi hal ini juga perlu dilihat bagaimana implementasinya karena masih ada tantangan seperti ketersediaan lahan sawah dan perubahan iklim," kata Azis kepada Kontan, Rabu (23/10).
Baca Juga: Pemerintah Ingin Cetak Satu Juta Hektare Sawah
Tak hanya emiten beras, perusahaan yang bergerak di bidang poultry atau unggas juga bakal terpapar dampak positif."Adanya swasembada ini juga bisa positif pada biaya pakan ternak yang bahan utamanya adalah jagung," ucap Azis.
Azis juga memaparkan bahwa emiten pangan secara prospek masih menarik, ditambah dengan adanya program makan bergizi gratis yang berpotensi meningkatkan demand. Tetapi, program tersebut perlu dilihat implementasi dan skemanya.
Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham Raden Bagus Bima berpendapat, program swasembada pangan diharapkan meningkatkan permintaan produk-produk pangan lokal. Emiten seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang bergerak di sektor pakan ternak dan makanan olahan, serta HOKI yang fokus pada beras bisa mendapatkan peningkatan penjualan domestik.
Selain itu, emiten yang mampu beradaptasi dengan teknologi modern dan inovasi dalam produksi pangan kemungkinan akan lebih diuntungkan dalam program ini.
"Perusahaan seperti PT BISI International Tbk (BISI) yang bergerak di sektor benih dan agrikultur dapat mengembangkan lebih banyak varian produk unggul dengan potensi hasil panen yang lebih tinggi," ucap Raden kepada Kontan.co.id, Rabu (23/10).
Baca Juga: Kejar Target Swasembada Pangan, Erick dan Amran Bahas Peran Perusahaan BUMN Terkait
Raden mengungkapkan bahwa pemerintahan Prabowo memiliki perhatian khusus terhadap ketahanan pangan dan sektor pertanian. Jika fokus pada program-program terkait kedaulatan pangan dan peningkatan produksi lokal berlanjut, maka bisa berdampak positif pada emiten pangan.
"Pemerintahan Prabowo bisa memberikan insentif lebih besar kepada perusahaan-perusahaan di sektor pangan, seperti subsidi pupuk, dukungan infrastruktur atau pengembangan teknologi pertanian," kata dia.
Pembangunan infrastruktur penunjang seperti irigasi, jalan penghubung antar-lahan pertanian dan distribusi hasil pangan dapat meningkatkan efisiensi sektor pertanian dan emiten yang terkait. Emiten yang memiliki ketergantungan besar pada distribusi yang cepat dan biaya rendah akan diuntungkan.
Menurutnya, pemerintah yang fokus pada ekspor pangan juga dapat memperluas pasar bagi emiten-emiten pangan. Prabowo bisa mendorong kebijakan untuk memperluas pangsa pasar internasional bagi produk-produk pangan Indonesia, terutama dalam kondisi harga komoditas yang menguntungkan.
Baca Juga: Ini Daftar Emiten Terpapar Sentimen Pemerintah Baru
Secara prospek, emiten seperti CPIN, HOKI, dan NASI bisa mendapatkan manfaat jangka panjang jika pemerintah mendukung kestabilan harga komoditas pangan atau memberikan perlindungan pasar domestik melalui kebijakan impor yang ketat.
"Namun, jika tidak ada pengaturan harga yang jelas, volatilitas harga komoditas global bisa tetap menjadi risiko," ujar dia.
Raden melihat saham CPIN dalam 18 bulan belakangan bergerak dalam range konsolidasi tren jangka panjang. Namun dalam jangka pendek, dirinya merekomendasikan untuk mencermati saham CPIN dengan target harga Rp 5.600 per saham dan stop loss di Rp 4.950 per saham.
Baca Juga: Biaya Pakan Turun Jadi Pengungkit Emiten Sektor Peternakan Unggas
Raden menerangkan untuk saham HOKI, NASI dan BISI kompak dalam tren turun saat ini, sehingga belum waktunya untuk bisa diakumulasi. Sebaiknya menunggu momentum dan katalis terbaru yang mampu memengaruhi kinerja usahanya.
Sementara itu, Azis merekomendasikan netral untuk saham CPIN dengan target harga Rp 5.300 per saham.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengungkapkan, secara teknikal saham HOKI masih cenderung sideways. Kemudian, untuk harga saham NASI juga masih dalam fase koreksi.
William merekomendasikan untuk wait and see saham HOKI dengan support Rp 113 per saham dan resistance Rp 123 per saham. Sementara itu, ia merekomendasikan speculative buy saham NASI dengan support Rp 78 dan resistance Rp 103.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News