Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan bahwa pengenaan cukai MBDK ini bisa berpotensi mempengaruhi kinerja emiten terlebih pada emiten konsumer yang pendapatan terbesarnya dari penjualan minuman berpemanis dalam kemasan.
"Kenaikan cukai MBDK ini bisa berpotensi menaikan harga jual dari produk MBDK sendiri, yang mana hal ini bisa berdampak pada penurunan permintaan dan untuk laba bersih juga bisa terpengaruh karena adanya kenaikan beban," kata Azis kepada Kontan.co.id, Selasa (30/1).
Azis melihat saat ini daya beli konsumen masih cukup baik terlebih adanya momentum pemilu dan adanya momen puasa dan lebaran nanti berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Susun Strategi Menggenjot Bisnis di 2024, Cek Rekomendasi Saham Garudafood (GOOD)
Contoh lainnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga menyumbang penjualan minuman berkontribusi sebanyak Rp 1,20 triliun hingga akhir kuartal III-2023.
ICBP berhasil mempertahankan pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba bersih yang kokoh hingga akhir kuartal III-2023. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ICBP mencapai Rp 7,06 triliun.
Keuntungan ICBP melesat 113,43% secara tahunan (YoY) dari Rp 3,3 triliun. Lonjakan laba bersih juga diiringi dengan kenaikan laba usaha ICBP sebesar 14,05% secara tahunan. Per 30 September 2023, laba usaha ICBP mencapai Rp 10,89 triliun.
Azis hanya merekomendasikan trading buy pada saham ICBP dengan target harga Rp 12.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News