kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CTRA yakin pendapatan tetap tumbuh 10% di akhir 2019


Minggu, 07 April 2019 / 15:02 WIB
CTRA yakin pendapatan tetap tumbuh 10% di akhir 2019


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menargetkan pendapatan di 2019 tak jauh berbeda dengan perolehan di tahun sebelumnya. Sekadar informasi, di akhir 2018 CTRA membukukan pendapatan sebesar Rp 7,7 triliun atau naik 19% dari Rp 6,44 triliun di akhir 2017. Sementara laba bersih meningkat 32% dari Rp 894,35 miliar menuju Rp 1,18 triliun di akhir 2018.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA Tulus Santoso mengatakan, pendapatan 2018 ditopang oleh penjualan apartemen en block sebesar Rp 675 miliar. Jika tanpa kontribusi dari penjualan apartemen en block, pendapatan CTRA sebesar Rp 7 triliun di akhir 2018 atau masih naik 9% dari tahun 2017.

"Kontribusi dari penjualan en block tidak akan terjadi lagi di tahun 2019. Jadi tahun ini targetnya relatif sama dengan tahun lalu, hanya akan turun sebesar penjualan apartemen en block tersebut. Tanpa block sale target pendapatan kami tetap stabil," ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (5/4).

Dalam berita kontan sebelumnya, Tulus pernah mengungkapkan bahwa CTRA membidik pendapatan sebesar Rp 7,7 triliun di 2019 atau naik 10% dari perolehan pada akhir tahun sebelumnya, jika tanpa menyertakan penjualan dari apartemen en block. Sementara margin laba kotor pada 2019 diharapkan naik menjadi 47% dari 46,9%. Lalu untuk margin laba bersih ditargetkan menjadi 15% dari 13,9% pada tahun sebelumnya.

Hal tersebut juga sejalan dengan target pra penjualan alias marketing sales di 2019 ini. Tulus mengungkapkan bahwa CTRA membukukan marketing sales sebesar Rp 6,36 triliun di 2018 atau setara 83,11% dari target marketing sales 2018 yang sebesar Rp 7,7 triliun. "Jumlah tersebut termasuk penjualan apartemen en block senilai Rp 575 miliar karena sebenarnya total marketing sales bersih sebesar Rp 5,8 triliun. Sehingga target marketing sales di 2019 yang sebesar Rp 6,02 triliun masih tumbuh sekitar 4%," kata dia.

Adapun kontribusi atas penjualan dari segmen rumah hunian dan kaveling tanah berkontribusi sebesar 63% terhadap marketing sales CTRA di 2018. Dari segmen ruko, apartemen dan kantor masing-masing berkontribusi sebesar 13%, 21%, dan 3%.

Sementara di 2019, segmen rumah hunian dan kapling tanah diharapkan berkontribusi sebesar 78% terhadap marketing sales CTRA. "Dari segmen ruko, apartemen dan kantor masing-masing berkontribusi sebesar 8%, 12%, dan 2%," tambah Tulus.

Lebih lanjut ia merincikan bahwa kontribusi marketing sales CTRA di 2018 yang sebesar Rp 6,36 triliun diperoleh dari penjualan dari proyek Citra Maja Raya dan Citra Land Surabaya yang masing-masing menyumbang Rp 889 miliar dan Rp 551 miliar. Sementara di 2019 dari dua proyek ini ditargetkan menyumbang sebesar Rp 750 miliar dan Rp 600 miliar.

Selanjutnya dari proyek Citra Raya Tangerang, Citra Land Gama City Medan dan Citra Indah City Jonggal masing-masing menyumbang sebesar Rp 431 miliar, Rp 305 miliar dan Rp 301 miliar. Untuk tiga proyek ini di 2019 diharapkan berkontribusi sebesar Rp 475 miliar, Rp 350 miliar dan Rp 320 miliar.

Lalu dari proyek Citra Garden City dan Citra Land Tallasa City Makassar menyumbang masing-masing senilai Rp 287 miliar dan Rp 242 miliar. Untuk dua proyek ini di 2019 diharapkan berkontribusi sebesar Rp 300 miliar dan Rp 250 miliar. Selain itu di 2019 ini akan ada penambahan kontribusi dari proyek Puri, Ciracas dan Sentul yang masing-masing diharapkan berkontribusi sebesar Rp 300 miliar, Rp 250 miliar dan Rp 200 miliar.

Sementara untuk pendapatan berulang atau recurring income di 2019, Tulus bilang akan bertumbuh sebesar 5% atau sekitar 25% dari total pendapatan CTRA.

Kemudian soal land bank, ia menyatakan bahwa di tahun ini tak ada penambahan secara signifikan. Adapun total landbank milik CTRA sendiri sebesar 2.500 hektare (ha) dan yang di bawah Joint operation ada 5.000 ha. "Tidak ada penambahan yang signifikan karena seiring dengan tingkat penjualan," tambah dia.

Kemudian soal belanja modal (capex) tahun ini, ia bilang pihaknya menganggarkan capex sebesar Rp 1,3 triliun atau turun 23% dari Rp 1,6 triliun di 2018. Sumbernya sebagian dari kas internal dan sebagian dari pinjaman bank. "Alasan capex tahun ini lebih kecil karena biasanya capex khususnya yg untuk pembebasan tanah memang terkait langsung dengan tingkat penjualan," ungkap Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×