Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) akan merilis obligasi melalui salah satu anak usahanya, PT Ciputra Residence. Obligasi itu akan dirilis pada kuartal I-2014 senilai Rp 500 miliar.
Dana tersebut kelak akan CTRA gunakan untuk ekspansi di wilayah DKI Jakarta, serta sisanya disimpan sebagai dana cadangan kas yang kapan saja bisa ditarik. Ini bentuk antisipasi manajemen CTRA, bila suatu saat membutuhkan pendanaan tak perlu tergantung pada pinjaman bank yang bunganya tinggi.
Analis MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan, CTRA memang membutuhkan dana segar untuk ekspansi. Obligasi merupakan pilihan tepat, saat tren suku bunga kredit bank masih berpotensi naik lebih tinggi. "Suku bunga menjadi tantangan industri properti tahun ini," tutur Reza.
Meski bisnis properti diprediksi melambat tahun ini, namun menurut Reza, efeknya tak akan signifikan bagi CTRA. Apalagi CTRA berniat mengembangkan hotel, mal, dan real estate yang dapat memberikan tambahan pendapatan berulang atau recurring income bagi perusahaan.
Utang obligasi itu juga tak akan membebani CTRA. Saat ini, rasio utang berbanding modal alias debt to equity ratio (DER) CTRA masih sekitar 1 kali. Lebih rendah jika dibandingkan DER PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang sebesar 1,63 kali.
Analis Mandiri Sekuritas, Liliana S. Bambang dan Rizki Hidayat dalam risetnya, 20 Januari 2014, memperkirakan, CTRA memiliki 15 proyek hingga 21 proyek baru di 2014. Sebanyak 6 proyek tergolong besar, semisal, pengembangan kantor dan apartemen di Kemayoran, serta pembangunan kawasan terintegrasi di Puri, Citra Garden, serta Fatmawati, Jakarta.
Sementara di luar Jakarta, CTRA sedang gencar meluncurkan proyek di Pontianak, Bali, Pekanbaru, Malang, Banjarmasin, Gorontalo, Samarinda, dan Maja.
Liliana menyatakan, marketing sales CTRA di tahun 2013 sesuai dengan prediksinya yakni sebesar Rp 8,9 triliun atau naik 23%. Tapi, penjualan CTRA terlihat melambat di kuartal terakhir 2013.
Sebagai catatan, marketing sales CTRA di kuartal IV-2013 turun 47% secara tahunan dan turun 38% secara kuartalan. IniĀ akibat efek kebijakan pengetatan loan to value (LTV) kredit properti dan kenaikan suku bunga.
Liliana optimistis, proyek-proyek baru bakal mendongkrak marketing sales CTRA di tahun ini. Asal tahu saja, tahun ini, CTRA menargetkan marketing sales tumbuh 10%-15%. Namun, Liliana lebih konservatif dengan hanya memperkirakan pertumbuhan marketing sales CTRA sebesar 5% di 2014.
Sementara, Reza memperkirakan, pendapatan CTRA tahun ini akan tumbuh 35% dengan laba bersih yang juga tumbuh 35%. Reza pun menyarankan buy saham CTRA dengan target harga Rp 1.350 per saham.
Tak jauh berbeda, analis Bahana Securities, Salman Fajari Alam memperkirakan, pendapatan CTRA tahun ini akan naik 35% dan laba bersih tumbuh 25%. Salman masih merekomendasikan buy saham CTRA meski sedang menghitung ulang target harga saham emiten tersebut.
Adapun, Liliana merekomendasikan neutral saham CTRA dengan target harga Rp 850 per saham. Kemarin, harga CTRA turun 4,08% ke Rp 940 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News