kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kuartal I, anak usaha CTRA siap terbitkan obligasi


Rabu, 19 Februari 2014 / 11:42 WIB
Kuartal I, anak usaha CTRA siap terbitkan obligasi
ILUSTRASI. kanker serviks


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Level suku bunga acuan yang tinggi bukan berarti membuat para emiten enggan menerbitkan obligasi. Contohnya adalah, PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Emiten pengembang properti ini bakal menerbitkan emisi obligasi melalui salah satu anak usahanya.

"Itu lewat anak usaha kami, nilainya Rp 500 miliar dan akan dilaksanakan kuartal I tahun ini," ujar Tulus Santoso, Direktur Keuangan CTRA belum lama ini. Sayang, dia masih enggan merinci siapa anak usaha yang dimaksud.

Namun, bisa jadi anak usaha tersebut adalah PT Ciputra Surya Tbk (CTRS). Sebab, Tulus bilang jika emisi itu diterbitkan oleh anak usahanya yang bergerak di sektor properti real estate. Nah, CTRS merupakan afiliasi CTRA yang fokus pada pengembangan kawasan real estate.

Selain untuk kebutuhan ekspansi di Jakarta, dana hasil obligasi tersebut juga nantinya bakal digunakan sebagai cadangan kas perusahaan yang sewaktu-waktu dapat ditarik. Ini merupakan langkah antisipasi manajemen jika kedepannya ingin berekspansi tanpa menggunakan pinjaman bank yang cukup berisiko mengingat suku bunga acuan bisa saja sewaktu-waktu kembali meningkat.

Tulus juga memahami jika menerbitkan obligasi swasta di tengah posisi suku bunga acuan seperti saat membuat pihaknya mau tidak mau menawarkan kupon yang nyaris double digit, atau bahkan mencapai double digit. Hal ini menjadi berkah bagi investor tapi menjadi beban bagi perusahaan.

Siasat yang paling logis menghadapi paparan tersebut adalah, bisa saja obligasi itu akan diterbitkan dengan opsi tenor yang paling panjang, yakni lima tahun. "Obligasi ini juga sebagai langkah antisipasi, dan memang ada unsur spekulasi karena tidak ada yang bisa meramal secara pasti kondisi masa depan seperti apa," pungkas Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×