Reporter: Asep Munazat Zatnika, KONTAN | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berhasil mempertahankan penguatan. Di bursa berjangka Malaysia, harga kontrak pengiriman CPO untuk April 2011 mencapai US$ 1.200,327 per ton hingga Selasa (18/1). Pada perdagangan awal pekan ini, kontrak CPO yang sama bernilai US$ 1.193,395 per metrik ton.
Harga CPO di bursa domestik juga menguat tipis. Di bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI), kontrak CPO untuk pengiriman April 2011, naik dari Rp 10.750 menjadi Rp 10.770 per kilogram.
Herry Setyawan, Analis Indosukses Futures, mengatakan, perayaan Tahun Baru China atau Imlek merupakan pendorong kenaikan harga CPO. "Menjelang Imlek, kebutuhan CPO di China meningkat," kata Herry. Permintaan dari China, yang termasuk importir CPO terbesar di dunia, sangat berpengaruh terhadap harga CPO di pasar dunia.
Menurut Herry, tak cuma CPO, seluruh komoditas yang merupakan bahan baku makanan biasanya naik menjelang Imlek. Mengutip Bloomberg, harga komoditas makanan diproyeksikan tetap tinggi hingga tiga bulan mendatang.
Selain permintaan dari China, harga CPO juga naik berkat permintaan dari India. Selain itu, Uni Eropa juga membutuhkan CPO sebagai bahan bakar alternatif.
Di saat permintaan meningkat, pasokan CPO malah seret. Penyebabnya, negara-negara penghasil CPO sedang dilanda curah hujan yang tinggi. "Aktivitas produksi CPO baik di Indonesia maupun Malaysia saat ini masih terganggu oleh cuaca buruk. Cuaca masih menjadi penyebab utama kenaikan harga CPO naik," tutur Herry.
Meski tren permintaan CPO tetap tinggi di kuartal I tahun ini, Herry mengingatkan harga CPO masih mungkin terkoreksi. Ini bisa terjadi ketika ada profit taking atau ambil untung oleh para pelaku pasar. "Aksi profit taking bisa saja dilakukan spekulan ketika harga CPO naik seperti sekarang ini" ujar Herry.
Setidaknya, sampai Imlek Februari 2011 mendatang, Herry memperkirakan, harga CPO akan terus mendaki. Hari ini, Herry memprediksi harga CPO masih cenderung naik, dan akan bergerak di kisaran US$ 1.190 hingga US$ 1.230 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News