kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

CPO lanjut reli seiring importir mengisi stok


Kamis, 23 Februari 2012 / 12:29 WIB
CPO lanjut reli seiring importir mengisi stok
ILUSTRASI. China membantah tuduhan Taiwan bahwa larangan nanas dari pulau itu terkait dengan politik. ANTARA FOTO/Hadly V/aww.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

KUALA LUMPUR. Spekulasi bertambahnya permintaan minyak nabati menggiring harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) lanjut reli, hari ini (23/2). Apalagi, seiring tingginya harga minyak kedelai mendorong pembeli beralih ke produk substitusi yang lebih murah, yaitu minyak sawit.

Kontrak CPO untuk pengiriman Mei di Malaysia Derivatives Exchange sempat reli 0,4% ke level RM 3.263 atau setara US$ 1.079 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.247 per metrik ton. Kemarin, harga minyak sawit bahkan melejit ke level tertinggi delapan bulan di RM 3.294 per metrik ton.

Spekulasi di pasar menyebutkan, adanya peningkatan permintaan minyak nabati, karena negara-negara importir mulai mengisi kembali stok mereka. Surveyor Intertek melaporkan, ekspor dari Malaysia dalam 20 hari pertama di Februari hanya turun 2% menjadi 783.112 ton. Terjadi perbaikan dibandingkan angka ekspor dalam 15 hari di Februari yang turun hingga 14%.

Vijay Mehta, direktur Commodity Links Pte. menyebut, pasar mendapat dukungan yang kuat dengan naiknya permintaan, dan tingginya harga minyak kedelai. "Ada permintaan dari India dan Bangladesh. Ekspor pada Februari dan Maret mulai meningkat secara bertahap," ujarnya, di Singapura.

Mehta juga menyebut, perbedaan harga antara minyak kedelai dan minyak sawit terlalu besar, sehingga permintaan untuk minyak kedelai akan turun, karena pembeli beralih ke minyak sawit.

Sebagai catatan, minyak kedelai untuk pengiriman Mei melemah 0,4% ke level 54,37 sen per pound, setelah kemarin menyentuh level tertinggi sejak 22 September lalu, di 54,65 sen per pound.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×