Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mencairkan pinjaman US$ 100 juta. Jumlah itu setara 40% dari total fasilitas kredit yang diperoleh. CPIN mendapat pinjaman itu, pada September 2011, dari sindikasi yang dipimpin Citi Indonesia.
Ong Mei Sian, Direktur CPIN, menuturkan, penggunaan pencairan utang adalah refinancing. Mengutip laporan keuangan per akhir Maret 2012, CPIN melakukan refinancing atas pinjaman sindikasi yang dipimpin Citicorp International Ltd.
Plafon pinjaman yang diperoleh pada 21 Juni 2007 itu senilai US$ 69,35 juta plus
Rp 500,85 miliar. Fasilitas itu terbagi atas lima jenis, yaitu A1, A2, B1, B2 dan C. Seluruh fasilitas itu baru jatuh tempo pada Juni 2012.
Namun CPIN mulai melunasi sebagian dari fasilitas itu mulai 21 November 2011. Jumlah fasilitas A1 yang dilunasi adalah US$ 7,48 juta, A2 (senilai US$ 78.686), dan B1 (US$ 3,83 juta). CPIN juga melunasi fasilitas B2 senilai US$ 63.616 dan fasilitas C senilai US$ 20 juta.
Sumber dana pelunasan utang adalah pinjaman yang baru diperoleh pada September 2011. "Jadi kami masih punya sisa fasilitas pinjaman yang belum dicairkan sekitar US$ 150 juta," kata Mei Sian, di Jakarta, akhir pekan lalu.
CPIN akan menggunakan sisa pinjaman untuk kebutuhan belanja modal dan modal kerja. CPIN menganggarkan belanja modal tahun ini senilai Rp 1,5 triliun.
Dana itu akan dibagi rata untuk mengembangkan tiga lini bisnisnya, yaitu pakan ternak, anak ayam umur sehari atau day old chick (DOC) dan pengolahaan makanan.
Di bisnis pakan ternak, CPIN akan membuka tiga pabrik (feedmill) baru. Masing-masing berlokasi di Cirebon, Bali dan di lokasi pabrik terkini. Ekspansi itu menambah jumlah feedmill CPIN menjadi 9 unit. Pembukaan pabrik baru ditargetkan menaikkan produksi pakan hingga 40%, dari hasil di 2011, yang sebanyak 2,5 juta ton.
Di bisnis DOC, CPIN akan membangun 20-30 tempat pembibitan ayam (breeding farm) baru. Ssebagian besar berlokasi di Sumatra, Sulawesi dan Papua. Penambahan ini ditargetkan mendorong produksi DOC CPIN dari 11 juta ekor per minggu menjadi 15 juta ekor per minggu.
Agenda dalam bisnis pengolahan daging ayam adalah membangun dua pabrik pengolahan daging baru, di Medan dan Bandung. Berbagai agenda itu sesuai dengan target pertumbuhan penjualan CPIN, yaitu naik 15% dari hasil selama tahun 2011 yang senilai Rp 17,96 triliun.
Veri Nurhansyah Tragistina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













