Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tak mengelak akan ada penurunan pada tahun ini dibandingkan tahun lalu. Ttapi untuk 2023, anak usaha Bio Farma ini mengincar pertumbuhan setara dengan kondisi pra-pandemi.
Direktur Portofolio, Produk dan Layanan Kimia Farma Jasmine Karsono mengakui adanya Covid-19 turut meningkatkan kinerja KAEF. Tetapi dia berharap kinerja KAEF tahun ini setara dengan posisi pre-pandemi di 2019.
"Jadi kalau dibandingkan pre-pandemi tidak ada penurunan, target kami mau tetap sama atau naik," imbuh dia usai acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN, Rabu (15/3).
Untuk itu, emiten pelat merah ini akan gencar menambah produk dari penyakit yang punya incidence rate tinggi seperti tuberkulosis, diabetes hingga kardiovascular. Rencananya KAEF akan meluncurkan alat deteksi tuberkulosis.
Baca Juga: Tahun Ini Kimia Farma (KAEF) Fokus Kembangkan Produk Pengobatan Tuberkulosis
“Di samping itu kami punya produk vitamin, mineral, suplemen dan juga kami sekarang lagi kembangkan untuk menopang,” kata Jasmine.
Untuk pengembangan produk, Jasmine bilang Kimia Farma mengalokasikan biaya sekitar 1% sampai dengan 1,5% dari pendapatan. Sementara untuk alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) masih salam seperti tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, per September 2022, KAEF mengantongi penjualan sebesar Rp 7,13 triliun atau turun 24,86% secara tahunan. Sementara, sepanjang 2021, penjualan KAEF mencapai Rp 12,85 triliun.
"Bisa dibilang bujet sekitar 1% sampai 1,5% dari revenue kami untuk pengembangan produk," imbuh Jasmine.
Dia mengakui anggaran itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan farmasi lainnya. Ini karena KAEF menawarkan produk generik sehingga tidak perlu anggaran yang besar, tapi Jasmine menyatakan pihaknya akan tetap berinovasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News