kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cisadane Sawit Raya (CSRA) menargetkan pendapatan Rp 600 miliar di tahun ini


Selasa, 25 Agustus 2020 / 20:37 WIB
Cisadane Sawit Raya (CSRA) menargetkan pendapatan Rp 600 miliar di tahun ini
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kelapa sawit, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) berharap dapat mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2020 ini. CSRA menargetkan bisa mengantongi top line atau pendapatan hingga Rp 600 miliar di tahun ini.

Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis Seman Sendjaja Suhenda mengungkapkan, target tersebut memungkinkan tercapai jika harga tandan buah segar (TBS)  dan crude palm oil (CPO) bertahan seperti harga saat ini.

Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, kenaikan harga jual rata-rata CPO meningkat sekitar 16,58% year on year (yoy). Sementara, kenaikan harga jual rata-rata TBS meningkat sekitar 21,56% yoy.

Namun di kuartal IV 2020, Seman memproyeksikan, harga CPO akan terkoreksi tipis. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, permintaan akan menurun memasuki musim dingin. Di sisi lain, pasokan akan cenderung meningkat.

Baca Juga: Kinerja Cisadane Sawit (CSRA) positif di semester I-2020, ditopang kenaikan harga CPO

Walau harga menurun, volume produksi CSRA berpotensi meningkat lebih tinggi di semester II 2020 ini. Asal tahu saja, 55% dari volume produksi CSRA dalam setahun dikontribusikan di semester II.

Oleh karenanya, Seman optimistis, target volume produksi TBS hingga akhir tahun yang sebesar 330.000 ton akan tercapai.  Hingga semester I 2020, volume produksi TBS CSRA mencapai sekitar 140.000 ton.

Hanya saja untuk target produksi CPO mengalami revisi. Produksi CPO yang dipatok bisa mencapai 60.000 ton diperkirakan akan turun 20% hingga akhir tahun ini.

Penurunan itu lantaran CSRA mengurangi pembelian buah segar dari masyarakat. Asal tahu saja, kira-kira 40% buah segar untuk memproduksi CPO dibeli dari masyarakat. Di tengah harga yang menguat, CSRA memutuskan mengurangi pembelian buah di masyarakat. Akibatnya  volume produksi CPO pun berpotensi menurun.

Walau produksinya ditekan, Seman memastikan, penurunan produksi itu tidak akan berpangruh signifikan terhadap profitabilitas CSRA. Sebab, margin dari penjualan CPO tidak terlalu tinggi.

"Ebitda bisa sampai Rp 180  miliar hingga 190 miliar," jelas Seman dalam konferensi pers dalam acara Pubex Live BEI, Selasa (25/8). Adapun di semester I 2020 Ebitda CSRA tercatat sekitar Rp 96 miliar hingga Rp 97 miliar.

Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) optimistis produksi dapat tumbuh di atas 10%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×