kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CINT mulai membangun pabrik kedua


Rabu, 23 Maret 2016 / 07:42 WIB
CINT mulai membangun pabrik kedua


Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Chitose International Tbk (CINT) memantapkan rencana perluasan pasar domestik dan ekspor. Wilayah Indonesia Timur dan beberapa negara di ASEAN menjadi target perusahaan produsen mebel ini.

Salah satu cara perseroan menyasar target ini adalah dengan pembangunan pabrik kedua di Cimahi, Jawa Barat dan pembangunan flagship shop di Surabaya, Jawa Timur. Pabrik kedua Chitose ini akan berdiri di atas luas tanah 6.600 meter persegi.

Chitose memulai groundbreaking flagship shop dan showroom di Surabaya yang akan mengusung tema Gedung Pavilion 14. Toko inilah yang akan menyasar penjualan ke Indonesia Timur.

"Total anggaran Rp 33 miliar untuk pabrik dan flagship shop. Dana ini merupakan anggaran tahun lalu yang berasal dari hasil IPO," terang Timotius Jusuf Paulus, Direktur Pemasaran Chitose, Selasa (22/3).

Meski memperluas pasar domestik, Timotius berharap, porsi penjualan ekspor bisa terus meningkat. Cita-citanya adalah penjualan ekspor menyumbang 10% dari total penjualan. Saat ini, penjualan domestik mengontribusi 95% penjualan.

Pabrik kedua di Cimahi akan menambah kapasitas produksi sebesar 30%. Adapun kapasitas produksi pabrik pertama mencapai 1,2 juta per tahun. Maka, perkiraan kapasitas produksi Chitose dengan keberadaan pabrik kedua akan mencapai 1,56 juta.

Timotius mengatakan, CINT akan masuk ke pasar Jepang dan beberapa negara Asean. "Di Asean, kami sudah masuk ke Singapura dan Brunei Darusalam. Kami mencoba kembangkan ke yang lain," imbuh Timotius.

Chitose tak cuma mengandalkan penjualan langsung. Beberapa kali, Chitose juga kerap meraup penjualan melalui tender proyek dari pemerintah dan swasta. Timotius mengungkapkan, tahun ini optimis bisa mendapat tender proyek pemerintah, khususnya di bidang pendidikan.

Pasalnya, pemerintah mulai mengucurkan dana APBN. "Saat dana APBN mengalir, maka semua sektor akan bergerak, termasuk kami," kata Timotius. Dari beberapa produk, Timotius mengaku, produk kursi lipat masih mendominasi penjualan.

Chitose juga semakin optimistis dengan proyek pengadaan dari pemerintah. Apalagi, nama Chitose sudah terdaftar di e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Selain itu, Chitose juga kerap menggarap proyek pengadaan furnitur bagi perkantoran swasta. Belakangan, Chitose juga menggarap pengadaan furnitur bagi AEON Mall di Indonesia. "Yang terbaru, kami melalui kerjasama dengan Okamura, sudah menggarap furnitur untuk AEON Mall di Vietnam," ungkapnya.

Ke depan, Timotius bilang, Chitose akan terus mengejar proyek-proyek dari perusahaan besar. Informasi saja, Chitose mencatat pendapatan kuartal III-2015 senilai Rp 225,14 miliar atau naik 5,8% ketimbang pendapatan pada kuartal III-2014 senilai Rp 212,72 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×