kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Cicil utang, ISAT ingin lepas saham TBIG


Kamis, 13 Desember 2012 / 06:24 WIB
Cicil utang, ISAT ingin lepas saham TBIG
ILUSTRASI. 5 Makanan untuk Membantu Kesehatan Rambut


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Indosat Tbk  (ISAT) berencana menjual saham milik mereka di PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG). Indosat akan menggunakan hasil penjualan saham itu untuk mencicil sebagian utangnya.

Alexander Rusli, Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Indosat menegaskan, pihaknya akan melego 5% kepemilikan saham TBIG mulai Agustus 2013 setelah lock-up period, atau periode yang melarang terjadinya perubahan kepemilikan saham mereka di TBIG berakhir. Lock-up periode ini adalah konsekuensi setelah ISAT membeli saham baru non hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) TBIG, beberapa waktu lalu.

ISAT mengepit 5% atau setara 239,82 juta saham TBIG, sebagai bagian dari mahar  atas penjualan 2.500 menara ISAT ke TBIG. TBIG menerbitkan saham baru dengan harga Rp 2.757 per saham.

Pada penutupan Rabu kemarin (12/12) harga saham TBIG sudah nangkring di level Rp 5.800 per saham. Jika kemudian ISAT menjual kembali saham TBIG, potensi dana segar yang bisa mereka raup mencapai Rp 1,39 triliun. "Lebih menguntungkan (dijual) ketimbang kami simpan," tutur Alexander.

Dana ini kelak oleh ISAT akan digunakan untuk melunasi sebagian utangnya. Per 30 September 2012, total utang ISAT mencapai Rp 21,84 triliun. Rinciannya, US$ 1,25 miliar atau Rp 11,88 triliun (kurs US$ 1 = Rp 9.500) berdenominasi dollar AS, sedangkan sisanya dalam rupiah.

Sebagai catatan, sepanjang periode Januari-September 2012, ISAT telah membayar sejumlah kewajibannya. Diantaranya adalah membayar cicilan pinjaman komersial HSBC sebesar US$ 3,4 juta, pinjaman BCA dan Bank Mandiri masing-masing senilai Rp1 triliun.

Selain itu, ISAT juga membayar fasilitas pinjaman jangka pendek dari Bank Mandiri sebanyak Rp 300 miliar dan fasilitas kredit dari CIMB Niaga sejumlah Rp 30 miliar. ISAT juga melunasi utang obligasi I dan II anak usahanya, PT Aplikanusa Lintasarta Indosat, sebesar  Rp 42 miliar.

Meski membayar sejumlah utang, pinjaman baru mereka tetap tinggi. Jika per September 2011 total utang ISAT sebanyak Rp 21,64 triliun, per September 2012 total utang ISAT naik jadi Rp 21,84 triliun. Kondisi ini buntut dari penerbitan obligasi Indosat VIII senilai Rp 2,7 triliun dan sukuk ijarah V sebesar Rp 300 miliar. ISAT juga menarik fasilitas utang jangka pendek dari BCA senilai Rp 500 miliar.

Namun tidak hanya dari jualan aset, ISAT juga memiliki opsi lain guna menekan beban utang tahun 2013, semisal memperbesar alokasi lindung nilai (hedging). Maklum, lebih dari separuh utang ISAT berbentuk dollar AS.

Nilai fasilitas hedging yang mereka siapkan US$ 235,5 juta. Tapi, dana itu akan diperbesar untuk memproteksi rugi kurs akibat tren pelemahan rupiah.

Asal tahu saja, kuartal III-2012 ISAT menelan rugi kurs bersih senilai Rp 616,3 miliar. "Kami masih menghitung besaran hedging ini," kata Alexander.
Per September 2012, laba berjalan ISAT naik 455,3% menjadi Rp 1,76 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×