Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mencatat kinerja kinclong di akhir September 2014. Kenaikan produksi, penjualan, dan efisiensi telah mendorong produsen timah ini melompat.
Pada Januari-September 2014, laba bersih TINS tercatat Rp 341,45 miliar, melonjak 141,34% year on year. Dari sisi pendapatan, TINS memang membukukan Rp 4,36 triliun, atau tumbuh 20,78%.
Pertumbuhan pendapatan ini diperoleh di saat TINS menerapkan strategi penjualan secara selektif. Ini terlihat dari volume penjualan logam timah TINS yang hanya naik 2,87% yoy menjadi 15.664 ton di sembilan bulan pertama tahun ini.
Padahal, produksi bijih dan logam timah TINS masin-masing tumbuh 32,47% yoy dan 15,62% yoy ke level 22.870 ton dan 18.601 ton. Strategi ini membuat harga jual rata-rata jual logam timah TINS naik meski dalam jumlah tipis, yakni sejumlah US$ 21.849 per ton dari periode sama tahun lalu yang US$ 21.318 per ton.
Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS menyatakan, pihaknya juga melakukan efisiensi di segala bidang semisal mulai mengganti penggunaan Bahan Bakar Minyak (BM) dengan gas yang diklaim lebih efisien.
"Penyehatan sistem dan prosedur internal perseroan yang tengah digarap menjadi salah satu strategi dalam rangka pencapaian tujuan efisiensi," tulis Agung. Sebagai langkah efisiensi lain, TINS juga memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.
Sukrisno, Direktur Utama TINS sebelumnya menyatakan, perusahaan awalnya ingin lumayan ekspansif dengan menganggarkan capex senilai Rp 1,4 triliun. Anggaran itu ditetapkan dengan asumsi bahwa harga jual timah di tahun ini bisa mencapai US$ 25.000-US$ 26.000 per ton.
Namun, hingga semester I 2014, harga jual timah baru mencapai kisaran US$ 23.000 per ton. TINS pun memprediksi harga jual di tahun ini maksimal hanya akan mencapai US$ 24.000 per ton. Hal ini membuat TINS menurunkan jumlah capex menjadi Rp 800 miliar.
Toh, TINS meyakini pemangkasan capex tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan di tahun ini. TINS, bahkan, membidik pertumbuhan laba bersih sekitar 10%-20% dibandingkan perolehan tahun 2013 yang tercatat Rp 515,08 miliar.
Mengacu pada proyeksi tersebut, TINS setidaknya ingin mencetak laba bersih Rp 566,59 miliar hingga Rp 618,1 miliar di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News