Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen furnitur PT Chitose Internasional Tbk (CINT) menargetkan segmen rumah sakit (hospital) yakni ranjang khusus rumah sakit (Product Nursing Bed) bisa berkontirbusi Rp 10 miliar ke penjualan bersih. Target ini seiring dengan tingginya kebutuhan ranjang rumah sakit di tengah pandemi corona.
Sekretaris Perusahaan Chitose International Helina Widayani menjelaskan corona membuat Chitose mengalami pembatasan operasional yaitu dalam hal pengiriman barang ke pelanggan atau distributor.
"Adapun produk utama yaitu kursi hanya produksi di bawah 50% dari target bulanan sejak April 2020," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (29/5).
Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen Chitose Internasional (CINT)
Meski terjegal corona, Helina menegaskan Chitose telah melakukan upaya seperti tetap menjaga hubungan baik dengan jaringan pemasaran dan menjaga cashflow secara ketat sehingga dapat terus bertahan.
Kendati aktivitas bisnis Chitose terganggu corona, Helina meyakinkan perusahaan masih mengejar target sesuai rencana di awal tahun yakni pertumbuhan penjualan 4% year on year (yoy) atau sebesar Rp 430 miliar dan laba bersih bisa tumbuh 122% menjadi Rp 16 miliar.
Adapun segmen rumah sakit dalam hal ini produk nursing bed masih dikejar sesuai target yakni bisa berkontribusi Rp 10 miliar ke pendapatan CINT di sepanjang tahun ini.
Jika dibandingkan penjualan segmen rumah sakit (hospital) di 2019 yang senilai Rp 5,25 miliar, menurut perhitungan Kontan.co.id targetnya di tahun ini bisa terungkit hampir dua kali lipat.
Sampai dengan kuartal I 2020, segmen hospital Chitose sudah mencatatkan penjualan bersih Rp 2,74 miliar. Helina menyatakan hingga akhir tahun ini potensi nursing bed akan banyak. Apalagi setelah kegiatan Corporate Social Responsibilites (CSR) yang dilaksanakan CINT beberapa waktu lalu untuk bantu menanggulangi corona.
Pada April 2020 Chitose menyumbangkan hospital bed sebanyak 500 unit dengan matras khusus C-PRO sebanyak 100 unit ke rumah sakit kecil di Indonesia. Setiap rumah sakit terpilih akan menerima maksimal 10 unit hospital bed (termasuk matras khusus C-PRO) per rumah sakit.
"Efeknya cukup signifikan karena produk hospital bed jadi lebih dikenal," kata Helina.
Direktur Keuangan CINT Fadar Swatyas menambahkan target segmen rumah sakit bisa berkontribusi Rp 10 miliar karena sudah di dukung dan bekerjasama dengan PT Indomedik Niaga Perkasa dan Samator.
"Perusahaan sangat serius untuk produksi produk Nursing Bed (keranjang rumah sakit)," jelasnya dalam paparan publik beberapa waktu lalu.
Fadjar menyatakan Chitose masih optimistis dengan target pertumbuhannya karena berharap di Juli ini Indonesia mengalami kondisi perbaikan sehingga sisanya bisa digenjot lagi sampai akhir tahun ini.
Baca Juga: Begini Strategi Chitose Internasional (CINT) untuk Memperkuat Pasar Jepang
Direktur CINT Timatius Jusuf Paulus menyatakan strategi lain yang dilakukan Chitose untuk mengejar pertumbuhan penjualan dan laba yakni tidak hanya menggali pasar dalam negeri, tapi juga luar negeri.
"Perusahaan akan bekerjasama dengan perusahaan di luar negeri dengan joint development sebagai alternative sources dan membuka pintu untuk global sourcing," ujarnya dalam paparan publik beberapa waktu lalu.
Timotius bilang Chitose akan meningkatkan penjualan ekspornya ke Jepang, Australia, dan negara-negara lain di Asia.
Untuk memuluskan rencananya, emiten berkode saham CINT di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tengah menyiapkan anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp 8 miliar dari kas internal.
Rincian penggunaan capex adalah 37% untuk rehabilitasi dan perbaikan sarana dari produk nursing bed dan Hotel Banquet Restaurant (HBR). lebih jelasnya, 26% untuk rehabilitasi sarana produksi dan 10% untuk pengembangan produk baru. Sisanya belanja modal akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi seperti membuat gudang, peningkatan kapasitas, dan kualitas produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News