Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
Direktur Keuangan CINT Fadar Swatyas menambahkan target segmen rumah sakit bisa berkontribusi Rp 10 miliar karena sudah di dukung dan bekerjasama dengan PT Indomedik Niaga Perkasa dan Samator.
"Perusahaan sangat serius untuk produksi produk Nursing Bed (keranjang rumah sakit)," jelasnya dalam paparan publik beberapa waktu lalu.
Fadjar menyatakan Chitose masih optimistis dengan target pertumbuhannya karena berharap di Juli ini Indonesia mengalami kondisi perbaikan sehingga sisanya bisa digenjot lagi sampai akhir tahun ini.
Baca Juga: Begini Strategi Chitose Internasional (CINT) untuk Memperkuat Pasar Jepang
Direktur CINT Timatius Jusuf Paulus menyatakan strategi lain yang dilakukan Chitose untuk mengejar pertumbuhan penjualan dan laba yakni tidak hanya menggali pasar dalam negeri, tapi juga luar negeri.
"Perusahaan akan bekerjasama dengan perusahaan di luar negeri dengan joint development sebagai alternative sources dan membuka pintu untuk global sourcing," ujarnya dalam paparan publik beberapa waktu lalu.
Timotius bilang Chitose akan meningkatkan penjualan ekspornya ke Jepang, Australia, dan negara-negara lain di Asia.
Untuk memuluskan rencananya, emiten berkode saham CINT di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tengah menyiapkan anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp 8 miliar dari kas internal.
Rincian penggunaan capex adalah 37% untuk rehabilitasi dan perbaikan sarana dari produk nursing bed dan Hotel Banquet Restaurant (HBR). lebih jelasnya, 26% untuk rehabilitasi sarana produksi dan 10% untuk pengembangan produk baru. Sisanya belanja modal akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi seperti membuat gudang, peningkatan kapasitas, dan kualitas produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News