Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Selain tingginya tekanan keperkasaan USD, rupiah juga terseret sentimen keputusan terbaru Bank Sentral China (PBoC).
Di pasar spot, Senin (26/10) nilai rupiah tergerus 0,20% ke level Rp 13.648 per dollar AS. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia pelemahan rupiah lebih signifikan yakni sebesar 1,12% di level Rp 13.643 per dollar AS.
Saat ini kepercayaan pelaku pasar sedang rentan. “Keputusan People's Bank of China memangkas suku bunga itu menggoyahkan ekonomi emerging market,” kata Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures.
Memang sebelumnya pada Jumat (23/10) PBOC memangkas suku bunga pinjaman dan simpanan masing-masing sebesar 25 basis poin untuk menggenjot ekonominya. Sinyal perlambatan ekonomi China yang datang bersamaan dengan kekuatan USD. "Membuat pelaku pasar memilih untuk hold atau buy USD," prediksi Faisyal.
Hal ini menurut Faisyal jadi faktor pemicu semakin mudahnya nilai rupiah tergerus. Apalagi di tengah semakin dekatnya pertemuan FOMC 27 - 28 Oktober 2015 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News