Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tekanan eksternal yang besar kembali menjadi faktor utama penekan rupiah di hadapan dollar AS (USD). Sepanjang pekan terakhir, valuasi rupiah masih terkikis.
Di pasar spot, Jumat (23/10) nilai rupiah menguat 0,16% ke level Rp 13.633 per dollar AS. Namun dalam sepekan terakhir rupiah masih melemah 0,76%. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah terangkat 1,09% di level Rp 13.491 per dollar AS dan masih melesat 0,31% sepanjang pekan lalu.
Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan penguatan di akhir pekan memang terjadi karena dorongan dari faktor internal. Rilis paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid 5 menopang nilai rupiah. “Tapi memang tidak mampu menutup pelemahan dalam sepekan terakhir,” kata Wahyudi.
Sebabnya, gempuran pelemahan rupiah cukup besar dari eksternal. Terutama dari perhatian pasar mencermati setiap rilis data ekonomi Amerika Serikat.
Ini terjadi karena pelaku pasar mengantisipasi pertemuan FOMC yang akan dilakukan pekan depan. “Semua data yang rilis akan menjadi cermin langkah moneter dalam pertemuan The Fed 28 -29 Oktober 2015 mendatang,” tambah Wahyudi.
Pasalnya, sepanjang pekan lalu data China negatif mendorong tekanan bagi mata uang regional Asia lainnya seperti rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News