Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali (CAA) melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dalam rangka mendukung pengembangan hilirisasi aluminium sekaligus mewujudkan percepatan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Kerja sama yang disepakati melalui penandatanganan LoI ini meliputi potensi penyediaan pasokan kaustik soda basah oleh CAA kepada INALUM dengan volume hingga 120.000 MT per tahun dan potensi penyertaan ekuitas oleh INALUM di CAA hingga 10%.
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Siapkan Dana Pembayaran Obligasi Jatuh Tempo Rp 600 Miliar
Presiden Direktur & CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra menyampaikan, Chandra Asri Group melalui Pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) akan menyediakan kaustik soda basah yang akan digunakan oleh INALUM sebagai salah satu bahan baku utama dalam proses produksi aluminium di fasilitas smelternya, termasuk sebagai komponen battery pack untuk EV.
INALUM juga akan melakukan kajian kelayakan investasi terhadap CAA untuk melihat peluang kepemilikan saham di CAA.
“Intensi kerja sama ini diharapkan dapat berkontribusi mendukung salah satu prioritas pemerintah Republik Indonesia dalam memberikan nilai tambah bagi komoditas bahan mentah,” ungkap Erwin, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/10).
Melalui LoI ini, lanjutnya Chandra Asri Group dan INALUM berupaya memfasilitasi pertumbuhan industri midstream dan hilir aluminium, khususnya untuk kendaraan listrik dalam percepatan adopsi kendaraan listrik.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Chandra Asri (TPIA) yang Baru Beli Lahan Rp 1,15 Triliun
Chandra Asri Group juga dapat berkontribusi mendorong terciptanya ekosistem hilirisasi terutama di sektor mineral aluminium dan mendukung percepatan industri kendaraan listrik dalam negeri.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha INALUM, Melati Sarnita menambahkan, kaustik soda basah yang dipasok oleh CAA nantinya akan digunakan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha INALUM bersama-sama dengan PT ANTAM Tbk, sebagai salah satu bahan baku utama untuk memproduksi alumina melalui fasilitas smelter grade alumina refinery (SGAR) yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada tahun 2025.
Pada tahapan selanjutnya, alumina tersebut nantinya akan digunakan oleh INALUM sebagai bahan baku melalui fasilitas smelternya menjadi aluminium.
“INALUM saat ini fokus pada pengembangan ekosistem hilirisasi aluminium nasional dan peningkatan jumlah produksi, baik dalam hal pengembangan lingkup rantai pasok aluminium maupun pengembangan energi hijau,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News