kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cetak Rekor Harga Tertinggi Selasa (5/4), Analis Masih Rekomendasi Beli Saham Ini


Rabu, 06 April 2022 / 08:06 WIB
Cetak Rekor Harga Tertinggi Selasa (5/4), Analis Masih Rekomendasi Beli Saham Ini
ILUSTRASI. Cetak Rekor Harga Tertinggi Selasa (5/4), Analis Masih Rekomendasi Beli Saham Ini


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham berhasil mencetak rekor harga tertinggi pada perdagangan, Selasa 5 April 2022. Analis rekomendasi beberapa saham tersebut untuk tetap dikoleksi karena memiliki prospek bagus.

Banyak saham mencatatkan kenaikan harga saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level tertinggi pada perdagangan Selasa 5 April 2022. IHSG pada Selasa (5/4) ditutup di level all-time high setelah naik 0,45% ke level 7.148,29 pada perdagangan Selasa (5/4).

Tiga saham yang mencapai rekor harga tertinggi atau all-time high pada Selasa (5/4) antara lain adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA). Pada saat berlangsungnya perdagangan, harga saham MDKA sempat menyentuh level tertinggi Rp 5.050 per saham, AMRT Rp 1.580, dan ESSA Rp 1.420.

Akan tetapi, hingga akhir perdagangan Selasa (5/4), harga saham MDKA tercatat naik 2,26% ke posisi Rp 4.980 per saham, AMRT bergerak positif 2,94% menjadi Rp 1.575, dan ESSA terkerek 6,90% ke level Rp 1.395 per saham.

Selain itu, ada juga beberapa saham yang sudah mendekati level all-time high sebelumnya, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA). Level all-time high yang pernah ditorehkan saham BBRI berada di harga Rp 4.860, TLKM Rp 4.840, dan ARNA Rp 1.030 per saham.

Per perdagangan Selasa (5/4), harga saham BBRI ditutup stagnan di posisi Rp 4.700 per saham meski sempat menyentuh Rp 4.740. Harga saham TLKM ditutup terkoreksi 0,44% menjadi Rp 4.520 dan ARNA turun 0,55% ke level Rp 910 per saham.

Baca Juga: Asing Borong Saham Hampir Rp 1 T, Market Cap IHSG Tembus Rp 9.006 T, Selasa (5/4)

Analis FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek menyatakan sejumlah saham-saham di atas masih memiliki potensi kenaikan. Akan tetapi, selama perjalanannya ke atas, pasti akan ada naik dan turunnya.

Patrick menjagokan tiga saham, yaitu BBRI, TLKM, dan AMRT. Dia merekomendasikan hold saham tersebut bagi yang sudah punya dan buy on weakness bagi pelaku pasar yang belum punya dengan target harga BBRI di Rp 5.100-Rp 5.200 per saham, TLKM Rp 4.750-Rp 5.000, dan AMRT Rp 2.100-Rp 2.400 per saham.

Menurut Patrick, BBRI memiliki prospek yang baik seiring adanya data survei Bank Indonesia yang mengindikasikan pertumbuhan kredit pada tahun 2022. Tercatat, penyaluran kredit BBRI pada Januari 2022 meningkat 7,33%.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terus bermunculan juga menjadi potensi yang baik untuk BBRI. Mengingat, BBRI mempunyai spesialisasi, yakni fokus pada pemberdayaan UMKM melalui pembiayaan.

Kemudian, potensi kenaikan harga TLKM akan didorong oleh katalis pengguna internet di Indonesia yang terus bertumbuh selama lima tahun terakhir dengan tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7%. "Hal tersebut menguntungkan TLKM karena memiliki pangsa pasar yang luas, jumlah pelanggan yang banyak, serta fundamental TLKM yang baik," ucap Patrick.

Kinerja TLKM juga akan disokong oleh bisnis anak usahanya, yakni IndiHome yang membukukan kinerja cukup baik dan berkontribusi cukup signifikan terhadap pendapatan TLKM.

Selanjutnya, kenaikan AMRT didukung oleh adanya data penjualan retail Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 15,2% year on year (yoy) pada Januari 2022. Menurut Patrick, penguatan ini didorong oleh mobilitas serta daya beli masyarakat yang sudah mulai kembali pulih seiring dengan terkendalinya kasus Covid-19.

Berkaca pada hal tersebut, penjualan retail Indonesia ke depannya juga diprediksi akan kembali mengalami pertumbuhan. "Ditambah lagi adanya animo puasa dan Lebaran yang secara historis selalu meningkatkan belanja masyarakat," kata Patrick.

Tak ketinggalan, Patrick juga melihat ada katalis positif yang akan mendorong harga saham ESSA dan ARNA. Ia menjelaskan, potensi kenaikan harga ESSA didukung oleh adanya data yang menunjukkan bahwa proyeksi konsumsi LPG domestik akan terus meningkat hingga 2024.

Data tersebut juga memperlihatkan permintaan yang tinggi terhadap amonia. Tercatat, sepanjang sembulan bulan pertama 2021, penjualan amonia ESSA menyumbang 87,7% terhadap total pendapatannya.

Selanjutnya, ARNA mendapat katalis positif setelah industri keramik menerima harga gas khusus serta adanya peluncuran produk baru ARNA yang ditujukan untuk bersaing dengan produk impor. Ditambah lagi, target pasar ARNA yang sudah menyasar segmen menengah ke atas membuat ARNA memiliki peluang pasar yang cukup besar.

Sementara itu, untuk komoditas emas yang berhubungan dengan MDKA, Patrick memprediksi harganya akan cenderung stabil. Pasalnya, investor mempertimbangkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang agresif serta turunnya tingkat pengangguran dan percepatan pertumbuhan upah di Amerika Serikat, mendukung kenaikan suku bunga 50 bps di bulan Mei 2022. Di sisi lain, investor  masih berhati-hati di tengah ekspektasi sanksi lanjutan pihak Barat terhadap Rusia.

Itulah rekomendasi saham pilihan yang berhasil mencetak atau mendekati harga tertinggi pada Selasa 5 April 2022. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×