Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berhasil membukukan kinerja yang apik sepanjang 2021. Dari sisi top line, emiten pelat merah ini mencatatkan pendapatan sebesar US$ 3,03 miliar. Perolehan tersebut naik 5,23% dibandingkan pendapatan 2020 yang sebesar US$ 2,88 miliar.
Selain kinerja top line yang tumbuh, kinerja bottom line PGAS juga berhasil catatkan raihan yang moncer. PGAS membukukan laba bersih senilai US$ 303,82 juta di 2021. Realisasi ini membaik dari tahun lalu, di mana PGAS mencetak kerugian bersih sebesar US$ 264,77 juta
Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya mengatakan, kinerja PGAS tersebut sudah inline dengan proyeksinya maupun pasar. Realisasi tersebut memenuhi 102,2% dari proyeksi Panin Sekuritas dan memenuhi 99,2% dari konsensus.
Sementara untuk laba bersih, perolehan PGAS masih di bawah estimasi Panin Sekuritas karena baru memenuhi 93,2% dari proyeksi. Tapi, berhasil di atas estimasi pasar karena telah mencapai 111,3% dari konsensus.
“Kenaikan laba bersih PGAS didorong oleh kenaikan laba dari ventura bersama serta pembalikan sengketa pajak masing-masing sebesar US$ 90 juta dan US$ 65 juta. Kini, provisi atas sengketa pajak tersisa 2 kasus, dengan potensi pembalikan maksimal US$ 10 juta,” kata Timothy dalam risetnya pada 22 Maret.
Baca Juga: PGN Siap Realisasi Sambungan Gas Rumah Tangga Jabodetabek, Karawang, Cilegon, Cirebon
Pada tahun ini, Timothy melihat pertumbuhan kinerja PGAS berpotensi meningkat signifikan. Hal ini tercermin dari target manajemen di 2022, di mana oil transportation ditargetkan meningkat ke 51,39 MMBOE atau tumbuh lebih dari 1.300% secara year on year. Pertumbuhan ini memperhitungkan transportasi dari Blok Rokan yang ditargetkan beroperasi penuh pada kuartal II-2022.
Selain itu, gas distribution juga diproyeksi meningkat ke 1.038 BBTUD atau naik 19% yoy. Hal tersebut didorong oleh beroperasinya lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) pada bulan Mei mendatang yang mampu mendistribusikan gas sebesar 140 BBTUD melalui pipa Gresik - Semarang.
Pada tahun ini, manajemen PGAS telah menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) senilai US$ 764 juta. Mayoritas capex akan digunakan untuk pengembangan downstream seperti pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga dan juga ritel kecil.
“Proyek ini diperkirakan dapat membuat biaya distribusi gas ke masyarakat menjadi lebih kompetitif. Selain itu, belanja modal PGAS juga dialokasikan untuk mengembangkan teknologi liquefaction untuk memperoleh liquified natural gas (LNG) sendiri,” imbuh Timothy.