Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tambang dan energi tengah menatap tahun depan dengan optimistis. Sejumlah perusahaan mulai membuka panduan target produksi dan penjualan, serta rencana bisnis untuk tahun 2025.
Salah satunya PT United Tractors Tbk (UNTR). Pada tahun 2025, emiten dari konglomerasi Grup Astra ini mengerek naik panduan operasional dari mayoritas segmen bisnisnya dibandingkan target tahun 2024.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengungkapkan, pada tahun depan, UNTR mengejar penjualan alat berat sebanyak 4.600 unit. Target tersebut meningkat dari penjualan alat berat tahun ini yang diproyeksikan bisa mencapai 4.350 unit.
Dari jasa pertambangan, target produksi batubara klien UNTR naik menjadi 150 juta - 152 juta ton, dibandingkan panduan tahun ini di sekitar 145 juta - 147 juta ton. Sementara itu, volume pemindahan lapisan penutup alias overburden removal masih stabil di level 1,2 miliar - 1,3 miliar bank cubic meter (bcm).
Baca Juga: Memasuki Semester II-2024 Bisnis Emiten Tambang Emas Berkilau
Lanjut ke segmen batubara, UNTR mengerek target penjualan dari sekitar 13 juta ton pada 2024 menjadi 14 juta ton di tahun 2025. Begitu juga dengan target penjualan emas yang meningkat dari sekitar 235.000 Oz menjadi 240.000 Oz pada tahun 2025.
Kenaikan juga terjadi pada penjualan nikel ore yang diproyeksikan naik dari 1,9 juta wet metric ton (wmt) menjadi 2 juta wmt. Sara bilang, panduan produksi dan penjualan UNTR untuk tahun 2025 mempertimbangkan outlook industri serta analisa pasar komoditas.
"(Panduan untuk tahun 2025) ini berdasarkan analisa pasar dan analisa internal. Outlook industri juga demikian," kata Sara saat dihubungi Kontan.co.id, akhir pekan lalu.
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga telah mengumumkan panduan untuk tahun 2025. MEDC masih menjaga tingkat produksi minyak dan gas (migas) di sekitar 145 million barrel oil equivalent per day (mboepd) - 150 mboepd, dengan biaya produksi di bawah US$ 10 per barrel oil equivalent (boe).
Baca Juga: Target Produksi Batubara 922,14 Juta Ton Tahun Ini Diproyeksi Sulit Tercapai
Meski menjaga tingkat produksi dan biaya, tapi MEDC mengerek anggaran belanja modal (capex) untuk segmen migas dari US$ 350 juta menjadi US$ 400 juta. Sedangkan pada segmen ketenagalistrikan, MEDC mendongkrak target penjualan dari 4.100 Gigawatt hours (GWh) menjadi 4.500 GWh.
MEDC memangkas alokasi capex untuk segmen ketenagalistrikan dari US$ 80 juta menjadi US$ 30 juta untuk tahun 2025. Direktur & Chief Administrative Officer Medco Energi Internasional, Amri Siahaan mengungkapkan sejumlah proyek yang digarap Grup Medco siap beroperasi pada tahun 2025.
MEDC menargetkan lapangan Forel sudah bisa menghasilkan tambahan produksi sekitar 10.000 barel per hari di awal tahun depan. Di segmen ketenagalistrikan, MEDC melalui Medco Power melanjutkan ekspansi dari sumber energi panas bumi (geothermal), surya dan gas.
Pembangkit Ijen Geothermal Tahap 1 ditargetkan beroperasi komersial alias Commercial Operation Date (COD) pada kuartal I-2025 dengan kapasitas 34 Megawatt (MW). Kemudian ada lanjutan proyek ELB Add-on di Batam yang akan COD pada kuartal III-2025 untuk menambah kapasitas dari 70 MW manjadi 109 MW.
Baca Juga: SKK Migas Optimistis Target Produksi Gas 12 BCFD Tercapai Pada Tahun 2030
Sedangkan proyek pembangkit listrik tenaga surya East Bali PV berkapasitas 25 MWpeak melakukan penyelesaian mekanis pada akhir tahun ini.
"Kami mendukung transisi energi. Kami percaya apa yang Medco produksi akan terserap oleh pasar, dari migas maupun Medco Power," kata Amri.
Meski belum merinci, tapi Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra sudah memberikan kisi-kisi target produksi batubara untuk tahun 2025. Niko bilang, PTBA akan mengerek naik volume produksi mempertimbangkan outlook komoditas batubara yang ditaksir akan kembali memanas.
Permintaan domestik diprediksi naik, baik untuk kebutuhan ketenagalistrikan atau dari PT PLN (Persero), maupun untuk sektor lainnya seperti semen dan pupuk. Dari pasar dan harga komoditas global, Niko memandang terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat akan membawa sentimen positif bagi batubara.
"Kondisi ke depan outlook-nya positif. Apalagi secara geo-politik pasca terpilihnya Trump, ada secercah harapan batubara makin memanas," ungkap Niko.
Rekomendasi Saham
Praktisi Pasar Modal & Founder Stocknow.id Hendra Wardana memandang panduan produksi dan penjualan UNTR, MEDC dan PTBA pada tahun 2025 cukup mencerminkan optimisme terhadap outlook industri dan bisnis masing-masing. Tetapi, Hendra juga melihat adanya pendekatan yang hati-hati mengingat potensi ketidakpastian pasar global masih membayangi.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dan Peluang Emiten EBT di Tengah Rencana Swasembada Energi
Secara umum, Hendra menaksir harga komoditas seperti batubara, minyak, gas, dan logam dasar akan bergerak lebih stabil setelah mengalami fluktuasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir. "Faktor utama yang memengaruhi adalah permintaan global cenderung meningkat, didorong pemulihan ekonomi serta pergeseran menuju energi hijau," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (2/12).
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer turut melihat outlook komoditas tambang dan energi akan positif pada tahun 2025. Meski, setiap jenis komoditas memiliki dinamika dan sentimennya masing-masing. Seperti permintaan energi fosil batubara dan minyak yang diperkirakan tetap kuat, terutama dari negara-negara berkembang di Asia yang membutuhkan energi untuk pertumbuhan ekonomi.
Miftahul memprediksi emiten seperti UNTR akan fokus pada pertumbuhan di berbagai segmen bisnisnya. Meski ekspansi signifikan cenderung terbatas pada proyek hilirisasi atau energi hijau. "Dukungan regulasi dan insentif pemerintah akan menjadi kunci dalam merealisasikan ekspansi sektor ini," ungkapnya.
Sebagai rekomendasi, Miftahul menyarankan buy on breakout UNTR untuk target harga Rp 28.525. Rekomendasi lainnya, wait and see terlebih dulu MEDC untuk jangka pendek dengan menunggu di area support Rp 980 - Rp 1.005.
Baca Juga: Produksi Emiten Tambang Emas Berkilau pada Semester I-2024
Sedangkan Hendra menyarankan buy on weakness MEDC di Rp 980 untuk target harga Rp 1.185. Kemudian, buy on weakness PTBA di Rp 2.580 untuk target harga Rp 2.830. Selanjutnya, speculative buy UNTR untuk target harga Rp 28.000 per saham.
Selanjutnya: Indeks Reksadana Saham Masih Catat Penurunan Per November 2024, Ini Penyebabnya
Menarik Dibaca: Cara Melihat Spotify Wrapped 2024 untuk Mengetahui Playlist Selama 1 Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News