kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.404.000   -3.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.687   12,00   0,07%
  • IDX 8.633   -7,44   -0,09%
  • KOMPAS100 1.183   -6,87   -0,58%
  • LQ45 847   -6,48   -0,76%
  • ISSI 308   -1,78   -0,58%
  • IDX30 440   0,35   0,08%
  • IDXHIDIV20 513   0,38   0,07%
  • IDX80 132   -0,90   -0,67%
  • IDXV30 141   0,28   0,20%
  • IDXQ30 141   0,20   0,14%

DMO Batubara Bakal Diperketat, Cermati Rekomendasi ADRO, ITMG, PTBA dan UNTR


Minggu, 07 Desember 2025 / 17:50 WIB
Diperbarui Minggu, 07 Desember 2025 / 17:57 WIB
DMO Batubara Bakal Diperketat, Cermati Rekomendasi ADRO, ITMG, PTBA dan UNTR
ILUSTRASI. Nilai Ekspor Batubara ke Eropa. Foto udara bongkar muat batubara di pelabuhan milik Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (22/7/2023). Simak ulasan lengkap rekomendasi saham sektor batubara ADRO, ITMG, PTBA dan UNTR untuk perdagangan Senin (8/12/2025).?


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah mengetatkan kewajiban Domestic Market Obligation (DMO) batubara pada 2026 dinilai dapat menekan kinerja emiten sektor ini.

Kekhawatiran pasar kian besar karena wacana tersebut muncul di tengah tren harga global yang melemah dan rencana pemangkasan produksi nasional.

Di tengah ketidakpastian itu, sejumlah analis merilis rekomendasi terbaru untuk saham-saham batu bara yang dinilai masih memiliki katalis dari diversifikasi usaha dan ekspansi energi baru.

Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Senin (1/12)

Simak ulasan lengkap rekomendasi saham sektor batubara untuk perdagangan Senin (8/12/2025).

1. PT. Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)

Pendapatan perseroan selama 9 bulan di 2025 dibukukan US$ 1,3 miliar atau turun 13% YoY. Sementara laba bersih sepanjang Januari-September tahun 2025 sebesar US$ 302 juta atau turun 75% YoY

Potensi pertumbuhan ADRO ke depan bertumpu pada ekspansi energi terbarukan-nya, yang mencakup proyek PLTA 1,3 GW, PLTS 0,4 GW, dan smelter aluminium berkapasitas 50 ktpa, yang seluruhnya dijadwalkan beroperasi bertahap mulai 2026.

Proyek PLTS diperkirakan akan mengekspor listrik ke Singapura dengan tarif sekitar US$0,25/kWh-premium yang signifikan dibandingkan tarif domestik Indonesia. 

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 3.800

Andreas Yordan Tarigan Analis Sucor Sekuritas

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham MINA, ENRG, BRMS, EMTK, RATU dan WIFI untuk Kamis (4/12)

2. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

ITMG mencatatkan pendapatan US$ 1,37 miliar atau melorot 17,47% hingga September 2025. Sedang laba bersih dibukukan US$ 130,59 juta atau anjlok 52,17% dibandingkan dengan capaian di 9M24 yang sebesar US$ 273,01 juta.

ITMG mulai memperlihatkan ambisinya untuk mengurangi ketergantungannya terhadap bisnis batubara dengan membeli sebagian saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) yang bergerak di industri pertambangan nikel. ITMG pun membuka peluang untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya di emiten tersebut.

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 27.300

Erinda Krisnawan dan Kafi Ananta Analis BRI Danareksa Sekuritas

 

3. PT. Bukit Asam Tbk (PTBA)

PTBA mencatat pendapatan sebesar Rp 31,3 triliun hingga akhir September 2025. Capaian ini tumbuh 2% secara tahunan. Pun laba bersih PTBA tercatat Rp 1,4 triliun hingga September 2025. 

PTBA, melalui anak usaha PT Bukit Energi Investama, memperluas portofolio energi terbarukan dengan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Timah Industri berkapasitas 303,1 kWp di Kawasan Industri Cilegon pada 17 Juni 2025.

Berkolaborasi dengan Krakatau Chandra Energy dan Timah Industri, proyek tersebut meningkatkan kapasitas terpasang PLTS PTBA menjadi 1 MWp. Tonggak ini menegaskan langkah PTBA menuju model bisnis yang berkelanjutan.

Rekomendasi: Add

Target harga: Rp 2.640

Arief Machrus Kepala Riset Ina Sekuritas 

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Properti: BSDE, PWON, CTRA, SMRA untuk Senin (1/12/2025)

4. PT. United Tractors Tbk (UNTR)

UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 100,5 triliun sepanjang Januari-September 2025. atau naik 1% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 99,6 triliun. Sementara laba bersih turun 26% YoY menjadi Rp 11,5 triliun.

UNTR mencatat kenaikan volume penjualan emas memanfaatkan tingginya harga emas. Bersama produksi nikel yang stabil, pendapatan dari segmen pertambangan non-batu bara meningkat signifikan dan membantu menahan penurunan di segmen lain.

UNTR juga mengakuisisi tambang emas baru di Doup dengan produksi diperkirakan mulai 2028 dan target volume tahunan 140-155 ribu troy ons.

Rekomendasi: Hold

Target harga: Rp 28.600

Axell Ebenhaezer, Analis NH Korindo Sekuritas

Selanjutnya: Great Eastern Terima Permintaan 40 Klaim Asuransi Efek Banjir Sumatra

Menarik Dibaca: Kehabisan Gaji Pasca PHK? Ini Solusi Finansial tanpa Stres dan Tetap Stabil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×